Judul : Rambu-Rambu Pesta
Penulis : 'Syaikh Ali Ahmad Abdul Al Ath Thahthawi
Penerbit : Darul Falah
Jumlah Halaman : 288 hlm/sedang
Penerbit : Darul Falah
Jumlah Halaman : 288 hlm/sedang
Jenis Kertas: HVS
Harga : Rp 25.500,- (Diskon 30%) Rp 17.850,-
Kebahagiaan dan kesedihan datang silih berganti dalam hidup. Sebagai seorang Muslim keduanya baik bagi kita. Jika mendapat kegembiraan, kita bersyukur; ketika ditimpa kesedihan, kita bersabar. Umat Islam tidaklah berlebih-lebihan dalam mengekspresikan kegembiraan dan kesederhanaannya.
Islam agama yang tidak mungkin bertentangan dengan fitrah. Oleh karena itu, Islam tidak melarang umatnya untuk mengekspresikan perasaan. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita segala sesuatu, termasuk etika ketika menghadapi musibah dan kegembiraan.
Beliau telah membuat batasan, perintah, dan larangan atas semua itu. Akan tetapi, kebanyakan manusia yang mengaku mencintai beliau justru menyelenggarakan acara-acara kedukaan dengan memutar video, seperti layaknya acara suka cita. Dalam perayaan kegembiraan, umat Islam banyak yang tidak mengetahui batasan-batasannya sehingga dalam suka dan duka mereka tidak jauh dari dosa. Misalnya, ketika berduka kita cenderung berlebihan dalam meratap; ketika bergembira kita membuang-buang harta dengan pesta yang berlebihan, tanpa mengundang orang-orang miskin.
Bahkan, terkadang mereka tidak sungkan-sungkan untuk berhutang, menjual barang, atau menggadaikannya ketika mengadakan suatu perayaan. Jika mereka melakukannya untuk suatu acara yang mubah, seperti khitanan dan walimatul ‘ursy, hal tersebut dikategorikan memaksa diri alias besar pasak daripada tiang. Yang lebih aneh, mereka menghambur-hamburkan harta untuk acara yang tidak pernah diperintah oleh Allah dan Rasul-Nya, misalnya selamatan, pesta ulang tahun, dan lain sebagainya.
Jika Anda ingin mengetahui latar belakang semua itu, pengaruh apa yang ditimbulkan, apa saja manfaat dan kerugiannya, insya Allah Anda akan mengetahuinya setelah membalik-balik halaman buku ini.
Kehadiran buku ini insya Allah dapat menghilangkan kebingungan kita untuk dapat mengekspresikan kegembiraan secara benar, tanpa harus melanggar prinsip-prinsip yang telah dijelaskan Allah dan Rasul-Nya. Apa saja batasan, ajaran, larangan, dan hikmah dari petunjuk Nabi akan Anda temui dalam buku karya Syaikh Ali Ahmad Abdul Al At-Thahthawi ini.
Kebahagiaan dan kesedihan datang silih berganti dalam hidup. Sebagai seorang Muslim keduanya baik bagi kita. Jika mendapat kegembiraan, kita bersyukur; ketika ditimpa kesedihan, kita bersabar. Umat Islam tidaklah berlebih-lebihan dalam mengekspresikan kegembiraan dan kesederhanaannya.
Islam agama yang tidak mungkin bertentangan dengan fitrah. Oleh karena itu, Islam tidak melarang umatnya untuk mengekspresikan perasaan. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita segala sesuatu, termasuk etika ketika menghadapi musibah dan kegembiraan.
Beliau telah membuat batasan, perintah, dan larangan atas semua itu. Akan tetapi, kebanyakan manusia yang mengaku mencintai beliau justru menyelenggarakan acara-acara kedukaan dengan memutar video, seperti layaknya acara suka cita. Dalam perayaan kegembiraan, umat Islam banyak yang tidak mengetahui batasan-batasannya sehingga dalam suka dan duka mereka tidak jauh dari dosa. Misalnya, ketika berduka kita cenderung berlebihan dalam meratap; ketika bergembira kita membuang-buang harta dengan pesta yang berlebihan, tanpa mengundang orang-orang miskin.
Bahkan, terkadang mereka tidak sungkan-sungkan untuk berhutang, menjual barang, atau menggadaikannya ketika mengadakan suatu perayaan. Jika mereka melakukannya untuk suatu acara yang mubah, seperti khitanan dan walimatul ‘ursy, hal tersebut dikategorikan memaksa diri alias besar pasak daripada tiang. Yang lebih aneh, mereka menghambur-hamburkan harta untuk acara yang tidak pernah diperintah oleh Allah dan Rasul-Nya, misalnya selamatan, pesta ulang tahun, dan lain sebagainya.
Jika Anda ingin mengetahui latar belakang semua itu, pengaruh apa yang ditimbulkan, apa saja manfaat dan kerugiannya, insya Allah Anda akan mengetahuinya setelah membalik-balik halaman buku ini.
Kehadiran buku ini insya Allah dapat menghilangkan kebingungan kita untuk dapat mengekspresikan kegembiraan secara benar, tanpa harus melanggar prinsip-prinsip yang telah dijelaskan Allah dan Rasul-Nya. Apa saja batasan, ajaran, larangan, dan hikmah dari petunjuk Nabi akan Anda temui dalam buku karya Syaikh Ali Ahmad Abdul Al At-Thahthawi ini.
0 komentar:
Posting Komentar