Sebagian Produk Yang Tersedia di Outlet Kami

Silahkan hubungi sales kami untuk mendapatkan produk yang anda inginkan...

Sebagian Produk Yang Tersedia di Outlet Kami

Silahkan hubungi sales kami untuk mendapatkan produk yang anda inginkan...

Sebagian Produk Yang Tersedia di Outlet Kami

Silahkan hubungi sales kami untuk mendapatkan produk yang anda inginkan...

Sebagian Produk Yang Tersedia di Outlet Kami

Silahkan hubungi sales kami untuk mendapatkan produk yang anda inginkan...

Sebagian Produk Yang Tersedia di Outlet Kami

Silahkan hubungi sales kami untuk mendapatkan produk yang anda inginkan...

Senin, 21 Juli 2014

Lailatul Qadar: Waktunya


Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal malam 21,23,25,27,29 dan akhir malam bulan Ramadhan. [1]

Imam Syafi'i berkata : "Menurut pemahamanku. wallahu 'alam, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau : "Apakah kami mencarinya di malam ini?", beliau menjawab : "Carilah di malam tersebut" [2]

Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu 'anha, dia berkata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan dan beliau bersabda.

"Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan" [3]

Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat dari Ibnu Umar, (dia berkata) : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya" [4]

Ini menafsirkan sabdanya.

"Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh hari terakhir" [5]

Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para sahabat. Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ke luar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdebat, beliau bersabda : "Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Lailatul Qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya; mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29. 27. 25 (dan dalam riwayat lain : tujuh, sembilan dan lima)" [6]

Telah banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa malam Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan, di malam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum sedang hadits kedua adalah khusus, maka riwayat yang khusus lebih diutamakan dari pada yang umum, dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah, tidak ada masalah, dengan ini cocoklah hadits-hadits tersebut tidak saling bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisah.

Kesimpulannya.

Jika seorang muslim mencari malam lailatul Qadar carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir : 21, 23,25,27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25,27 dan 29. Wallahu 'alam

(Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilaaly Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid)


Sumber : www.almanhaj.or.id

_______
Footnote
[1]. Pendapat-pendapat yang ada dalam masalah ini berbeda-neda, Imam Al-Iraqi telah mengarang satu risalah khusus diberi judul Syarh Shadr Bidzikri Lailatul Qadar, membawakan perkataan para ulama dalam masalah ini, lihatlah.
[2]. Sebagaimana dinukil Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 6/386
[3]. Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169
[4]. Hadits Riwayat Bukhari 4/221 dan Muslim 1165
[5]. Lihat Maraji' tadi
[6]. Hadits Riwayat Bukhari 4/232


Lailatul Qadar : Keutamaannya


Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan, Allah berfirman.

"Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur'an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu ? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah melaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala usrusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar" [Al-Qadar : 1-5]

Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.

"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui" [Ad-Dukhan : 3-6]

(Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilaaly Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid)


Sumber : www.almanhaj.or.id


Rabu, 16 Juli 2014

Ghonimah Besar Mujahidin Suriah di Dar'a


Melalui halaman youtube.com tertanggal 15 Juli 2014, telah dirilis sebuah video singkat yang menunjukkan panen besar Mujahidin Suriah di Dar'a dengan mendapatkan ghonimah satu gudang penuh peluru dan peluncur roket. Ini adalah sebuah kabar gembira di tengah menipisnya bantuan persenjataan yang mereka peroleh.

Semoga Allah melindungi mereka dan menjaga perjuangan mereka dari berbagai macam syubhat yang terjadi di Suriah akhir-akhir ini. Amin.

Jangan lupakan mereka dalam doa kita. (GFA)


Sikap Faksi-faksi Mujahidin di Syam/Suriah Pasca Deklarasi “Khilafah Al-Baghdadi” oleh ISIS


Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh umat Islam di dunia. Ia adalah institusi resmi pelaksana syariah Islam secara kaffah dan mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru dunia. Berdirinya akan mengguncang dunia dan membuat kaum kafir tidak akan tidur karenanya. Namun apa yang dilakukan oleh kelompok ISIS dalam mendeklarasikan “Khilafah” di kalangan mereka tanpa melibatkan yang lain justru memunculkan banyak kejanggalan bahkan menjadi bahan olok-olokan.
Beragam tanggapan pun datang dari berbagai pihak. Gerakan-gerakan dakwah dan jihad melihatnya sebagai sesuatu yang justru berbahaya dan dapat menghambat berdirinya Khilafah Rasyidah yang sebenarnya. Salah satunya sikap dari faksi-faksi Mujahidin di Syam berikut.
PERNYATAAN SIKAP SETELAH DEKLARASI KHILAFAH
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga-keluarganya, para sahabatnya dan kepada para pengikutnya, amma ba’du.
Setelah kaum khawarij Jamaah Daulah melukai perasaan orang Islam di Iraq lalu di Syam selama bertahun-tahun dengan sejumlah kejahatan dan pelanggaran syariat mereka, yang dipersembahkan untuk kebaikan para thaghut, kini inilah mereka muncul di hadapan kita dengan mengumumkan kekhilafahan Islam demi menutupi dosa-dosa mereka yang banyak, sehingga dengannya emosi kita terpancing, kita panik karena tekanan dari para thaghut terhadap kaum muslimin yang lemah terus berlanjut.
Dan belum sampai kita mengambil nafas lega, ekstrimis Jamaah Daulah muncul dengan deklarasinya ini, semua orang tahu akan hakekat mereka yang sebenarnya hanya mengambil keuntungan dari revolusi, dengan tujuan menjalankan agenda-agenda dan target-target mereka yang mencurigakan, yang semakin lama semakin tersingkap. Jika kalian mau, kalian bisa tanyakan kepada seluruh kaum muslimin dari penduduk Iraq dan Syam, karena mereka memiliki jawaban yang dapat memuaskan kalian.
Kami mendapati bahwa deklarasi Khilafah Islamiyah dari kaum khawarij ini adalah suatu yang batil, baik ditinjau secara syar’i maupun akal. Deklarasi ini tidak merubah sifat mereka sedikitpun, kami akan menjelaskannya dari berbagai sudut pandang sebagai berikut:
PERTAMA – Persyaratan khilafah belumlah terpenuhi pada saat ini, khususnya pada Jamaah Daulah. Kami telah kenyang akan pembahasan tentang cara yang ampuh untuk mengembalikan kekhilafahan, sudah banyak studi yang membahas akan penyimpangan jamaah ini dari persyaratan daulah dan kekuasaan. Imam Ahmad berkata di dalam riwayat Ishaq bin Ibrahim: “Semua orang mengatakan bahwa imam itu adalah imam yang disepakati oleh ahlus sunnah wal jamaah”, maka ini adalah syarat seorang imam. Lalu apakah syarat ini terpenuhi di jamaah ini? Ia adalah jamaah yang bid’ah dan sesat, dilarang bagi kita untuk bergabung ke dalamnya.
KEDUA – Kami melihat bahwa deklarasi dari kaum khawarij ini adalah merupakan usaha untuk melarikan diri dari kejahatan dan dosa-dosa mereka, serta menutupi segala apa yang telah mereka lakukan dengan memolesnya menggunakan balutan syariat, khususnya adalah membunuh orang-orang yang berbeda pendapat dengan mereka dan orang-orang yang enggan untuk berbai’at dengan mereka. Deklarasi ini juga merupakan usaha mereka untuk mempromosikan diri mereka kepada orang-orang yang semangatnya meluap-luap dan penuh gairah, dengan tujuan meraih dukungan mereka.
KETIGA – Kami mendapati bahwa deklarasi ini menjalankan proyek yang membagi-bagikan negeri-negeri kaum muslimin dengan didasari prinsip yang tidak dapat mewujudkan kemaslahatan sebesar-besarnya bagi umat, sehingga kekayaan umat hanya mengalir kepada segelintir orang saja, dan mayoritas ahlus sunnah yang menempati wilayah-wilayah yang terbagi itu nantinyalah yang dikorbankan. Aksi-aksi dari berbagai jamaah kurdi di Iraq menjadi bukti akan hal ini.
KEEMPAT – Pihak-pihak lokal dan internasional akan memanfaatkan deklarasi khawarij ini untuk menjajah tanah kaum muslimin, tujuannya adalah menciptakan keseimbangan baru yang lebih menguntungkan mereka dan menggagalkan dua revolusi yang diberkahi ini, di Syam dan Iraq. Rezim Nushairiyah juga akan memanfaatkan deklarasi ini untuk melanjutkan programnya, sebagai komandan perang melawan mujahidin di hadapan dunia internasional.
KELIMA – Meskipun deklarasi ini sukses di tingkat media massa dan tingkat lokal, namun dampaknya adalah pertumpahan darah di negeri kaum muslimin akan semakin banyak terjadi, karena pada dasarnya begitulah ciri-ciri khawarij di sepanjang masa dan dimanapun ia berada. Hal ini telah dibuktikan sebelum deklarasi ini dan memang telah mereka tunjukkan secara terang-terangan pada dua deklarasi sebelumnya. Tidak hanya itu, deklarasi kali ini juga menempatkan kelompok-kelompok jihad yang beroperasi di Syam dan juga seluruh kaum muslimin yang lemah serta para pengungsi yang menderita dalam ancaman bahaya dari Khawarij Daulah, dan ini secara langsung menguntungkan musuh-musuh Islam.
KEENAM – Sedangkan klaim bahwa jamaah-jamaah dan tanzhim-tanzhim Islami menjadi tidak sah hanya karena adanya deklarasi khilafah yang diumumkan oleh Daulah Khawarij, maka ini adalah sangat tidak benar, dan di dalamnya terdapat peremahan terhadap kewajiban yang dituntut oleh syariat, dan ini sudah diketahui dengan luas di kalangan orang yang mengikuti perkembangan umat. Ini juga diperjelas dengan keberadaan jamaah-jamaah Islam di berbagai medan perang, yang kewajiban syariat terpenting mereka adalah mempertahankan diri dari serangan musuh terhadap negeri-negeri kaum muslimin. Jika saja setiap orang yang mengklaim kekhilafahan dapat menggugurkan kewajiban syariat yang sebenarnya pada saat ini, maka sungguh kewajiban syariat itu sudah tiada sejak zaman dahulu. Berapa banyak orang yang mengklaim kekhilafahan sepanjang sejarah Islam namun mereka berakhir dengan terbunuh, tertawan, atau terusir. Mereka tidak berhasil membela diri mereka sendiri, maka bagaimana mungkin mereka akan menjalankan kewajiban syariat, hudud dan menjamin keselamatan umat?
KETUJUH – Kami mengingatkan kepada kaum muslimin dan kepada seluruh kelompok jihad agar tidak membuang potensi dan kekuatan mereka dengan tujuan melemahkan kekuatan umat, sehingga ia tidak dapat digunakan dengan optimal sesuai dengan kebutuhan, karena umat ini adalah amanah yang dibebankan di pundak kita, dan kita tidak boleh membiarkannya dijarah oleh setiap orang yang berniat jahat.
Sesungguhnya fitnah yang diciptakan oleh Khawarij Daulah dengan deklarasi mereka ini, menambah kadar beban yang harus dipikul oleh seluruh kelompok jihad yang ada di Syam dan Iraq yang didasari dengan semangat yang tinggi untuk bersatu di bawah kebenaran, deklarasi ini juga menyadarkan kepada kita akan wajibnya bekerjasama dalam hal kebaikan dan ketaqwaan, serta wajibnya bersepakat atas tujuan syariat yang secara bertahap menapaki jalan menuju tujuan akhir yang strategis sebagai realisasi dari rasa ketaatan kita kepada Allah dan perintah-Nya.
Kami memohon agar Allah membaguskan nasib orang Islam, mempersatukan mereka dalam hal yang baik, yang Allah cintai dan ridhai, sesungguhnya Dia adalah maha pendengar dan maha mengabulkan.
Akhir kata kami mengucapkan Alhamdulillah rabbil alamin
shalawat serta salam kepada nabi kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya dan kepada seluruh sahabat-sahabatnya.
Senin, 2 Ramadhan 1435
30 Juni 2014
Yang menandatangani:
Majelis Syura Mujahidin Timur Suriah
Hai’ah Syariyah Jaisy Mujahidin
Hai’ah Syariyah Ittihad Islami
Hai’ah Syariyah Aleppo
Hai’ah Al Ammah Lil Ulama Al Muslimin fie Suriah
Hai’ah Syariyah Markaziah Timur Suriah
Majelis Syura Jabhah Islamiyah
Hai’ah Islamiyah Idlib
Hai’ah Syariyah As Sahil
Inilah sikap yang menunjukkan pada kita realitas ISIS yang hanya mengambil keuntungan dan mengaburkan perjuangan sebenarnya dari para pengemban dakwah dan jihad dalam menegakkan Khilafah. Lantas apakah masih anda akan berbaiat pada khalifah majhul ini...?? 
Sumber: http://detikislam.com/berita/internasional/sikap-faksi-faksi-mujahidin-di-syam-pasca-deklarasi-khilafah-isis/

Selasa, 15 Juli 2014

Penjelasan Syaikh Al-Maqdisi tentang Khilafah oleh ISIS dan Tidak Adanya Kewajiban Bai’at kepada Mereka



وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِن بَعْدِ قُوَّةٍ أَنكَاثًا
DAN JANGANLAH KALIAN SEPERTI SEORANG PEREMPUAN YANG MENGURAIKAN BENANGNYA YANG SUDAH DIPINTAL DENGAN KUAT, MENJADI CERAI BERAI KEMBALI

بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Allah, serta shalawat dan salam kepada Rasulullah, wa ba’du…
Khilafah dan Imamah adalah kedudukan penting dan agung bagi umat Islam. Orang-orang Islam yang tulus senantiasa berupaya untuk mengembalikan dan menegakkannya. Namun upaya mereka diwarnai oleh tindakan sebagian kelompok Islam yang tergesa-gesa dalam urusan khilafah dan pengangkatan khalifah. Mereka menjadikan imam yang memimpin umat Islam adalah sosok yang tidak memiliki kekuasaan maupun otoritas. Bahkan kabar ini (Deklarasi Khilafah) telah sampai ke London dan mereka menyeru orang-orang untuk berbai’at dan berdosa bila enggan membai’at khalifahnya.
Sementara itu, kelompok lain menyempitkan masalah ini dengan klaim Al-Mahdi sudah berada di antara mereka. Tidak diragukan lagi, ini merupakan upaya pencarian khalifah yang keliru dan tidak bisa diterima oleh manusia sebagai pemimpin.
Upaya seperti itu dan sejenisnya tidak memiliki tempat di bumi kenyataan di antara kaum muslimin secara umum. Sebab, itu hanyalah label dan khalifahnya dipilih dari kelompok dan perkumpulannya saja. Ia tidak dipilih oleh Ahlul Halli wal Aqdi yang mewakili umat yaitu para ulama rabbani. Bentuk seperti ini biasanya akan lenyap dan rusak dengan sendirinya tanpa mempengaruhi kaum muslimin atau mengubah keyakinan mereka tentang kedudukan yang tinggi ini.
Adalah kelompok yang hanya banyak pidato dengan nada tinggi, dan memakai pendekatan ancaman dan pembasmian terhadap siapa saja yang menyelisihi. Mereka tidak mengindahkan kata-kata ulama umat dan senior mereka, serta mengklaim ingin menegakkan syariat di tengah-tengah umat, namun tidak menerima tuntutan peradilan dalam sengketa, pembunuhan, dan pengambilan harta orang lain!
Kemudian mereka unggul dalam beberapa hal di kampung-kampung umat Islam (Irak). Namun, sebelum semua urusan ditangani, serta masyarakat muslim dan para ulama yang mulia berkumpul di negeri itu (maksudnya Irak), mereka (ISIS) telah meneriakkan wajibnya bai’at kepada khalifahnya. Sang Khalifah pun menyeru kepada umat Islam di seluruh dunia tentang wajibnya hijrah ke negerinya.
Orang yang tidak memenuhi seruan itu disebut telah berdosa, hingga kami perlu menyampaikan fatwa Imam Malik tentang batal atau tidaknya talak yang disebabkan oleh paksaan untuk berbai’at. Ada kabar yang sampai kepada saya bahwa banyak istri diancam para suaminya, untuk memilih cerai atau bai’at kepada khalifah ini. Maka saya jawab, berbai’atlah bila kalian tidak ingin ditalak. Bai’at yang dipaksa itu tidaklah mengikat.
Sudah maklum bahwa Imam Ahmad berpendapat bila wanita mendapatkan paksaan dari suaminya dengan ancaman cerai maka talaknya berlaku. Saya perlu menyebutkan pertanyaan dan fatwa seperti ini karena telah muncul orang-orang yang keras kepala, menekan umat Islam, menakut-nakuti mereka dengan pedang ancaman dosa dan kafir, dan ditambah lagi dengan ancaman talak kepada istri-istri mereka.
Yang lebih berbahaya daripada ancaman cerai ini, menurut saya, adalah apa yang menuntut saya untuk menulis kalimat-kalimat ini. Yaitu yang berdampak pada perpecahan antara sesama mujahidin dari kelompok dan pemimpin mereka, dan hal-hal membingungkan mereka oleh isu yang dihembuskan di tengah-tengah barisan. Barisan mujahidin heboh ketika juru bicara resmi mereka membuat pernyataan:
“Pesan kami kepada seluruh kelompok dan jamaah di muka bumi ini seluruhnya, para mujahidin, para aktifis yang membela agama Allah dan yang mengangkat syiar-syiar Islam; kepada para panglima dan para pemimpin, kami katakan: Bertakwalah kalian kepada Allah pada diri kalian. Bertakwalah kalian kepada Allah pada jihad kalian. Demi Allah, kami tidak mendapatkan udzur syar’i bagi kalian bila kalian tidak mendukung Daulah ini.”
“Kalian wahai tentara kelompok dan organisasi mana pun, ketahuilah bahwa setelah tamkin dan tegaknya khilafah ini, gugurlah keabsahan jamaah dan organisasi kalian. Tidak halal bagi seorang pun di antara kalian yang beriman kepada Allah dia bermalam semalam saja, dalam kondisi tidak memberikan loyalitas kepada Khalifah,” tambahnya.
Perhatikanlah bagaimana mereka membatalkan jihad para mujahidin dan seperti apa orang yang mengikuti menghasut orang yang diikuti; murid menghasut gurunya. Konspirasi apa lagi ini yang akan memecah belah barisan mujahidin dan mengabaikan pernyataan-pernyataan mereka?
Kami katakan kepada saudara-saudara kita mujahidin dan pendukung mereka di seluruh dunia, dengarkanlah firman dan panggilan Allah ini:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, dan janganlah kalian membatalkan amal-amal kalian.” (Qs. Muhammad: 33).
“Dan janganlah kalian seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali.” (Qs. An-Nahl: 92)
Bersatulah kalian di bawah pemimpin, panutan, dan senior kalian. Janganlah kalian menganggap enteng pengaruh seruan orang-orang yang berusaha memecah barisan kaum muslimin, yang melihat bahwa tidak ada kebenaran kecuali pada diri mereka, sedangkan setiap orang yang tidak mengikuti mereka lantas menjadi musuh.
Bahkan, mereka menggunakan dan senantiasa menggunakan—saya tidak tahu apakah karena sengaja, bodoh, atau pura-pura lupa— cara-cara konspirasi keji terhadap gerakan jihad yang diberkahi ini, khususnya, dan umat Islam umumnya. Mereka memakai kedok proyek Islam yang mendasar! Sehingga, banyak umat Islam tertipu.
Saya tidak meragukan keikhlasan banyak orang di antara mereka serta semangat keislamannya. Akan tetapi, saya meragukan kesehatan akal dan kedalaman pemahaman serta ilmu mereka. Sebab, orang yang berakal itu tampak jelas akalnya.
Keras kepalanya para pemimpin organisasi ini, kedangkalan, ketergesa-gesaan, pendeknya pandangan, dan penolakan terhadap arahan para ulama, membuat mereka selalu membuka konspirasi terhadap gerakan jihad. Padahal mereka dibesarkan oleh buku-buku para ulama ini dan sampai sekarang pun masih mempelajarinya. Kemungkinan disebabkan oleh penetrasi orang-orang yang menyimpang, ekstremis dan sejenis mereka, organisasi ini selalu dan senantiasa membuka konspirasi terhadap gerakan jihad ini dengan berbagai cara, di antaranya:
  • Menghabisi setiap mujahidin senior dan orang-orang terpilih di antara mereka yang dianggap akan menjadi penghalang bagi mereka untuk memetik buah jihad di Suriah, sehingga tidak ada di lapangan yang mengganggu orang-orang yang keras kepala, bodoh, dungu, dan lalai.
خَلاَ لَكِ الْجَوًّ فَبِيْْضِيْ وَأَصْفَرِي وَنَقْرِي مَا شِئْتِ أَنْ تُنقّرِي
“Peluang telah terbuka untukmu. Silakan bertelur, memangsa dan mematuk selama Anda punya pelatuk.”
  • Menjatuhkan kredibilitas para tokoh dan ulama gerakan jihad yang tidak sepakat dengan pilihan organisasi ini, dan tidak mendukung kekerasan, pelanggaran, dan kecatatan mereka.
  • Membelokkan arah kompas gerakan jihad dan memecah-mecah wilayah konflik dengan para penguasa thaghut; membalikkan peluru dari dada musuh umat ke dada generasi mujahidin yang tulus atau kepada kaum muslimin awam, dengan berbagai tuduhan, alasan, dan generalisasi bagi setiap orang yang menyelisihi tidak akan selamat dari ancaman.
  • Mencerai-beraikan umat Islam dan memalingkan mereka dari proyek Islam. Merusak setiap bibit kesadaran umat yang mulai memahami tugasnya, memalingkan mereka dari dukungan kepada gerakan jihad dengan buruknya perilaku dan praktik di lapangan, buruknya muamalah dengan manusia di setiap tempat.
  • Mendistorsi proyek Khilafah dan Daulah Islamiyah di dada umat Islam, dengan tingkah laku mereka yang keras kepala, berlebih-lebihan, dan menumpahkan darah. Padahal inilah yang dahulu membuat orang awam lari dari proyek ini selama bertahun-tahun setelah pengalaman jihad sebelumnya banyak diwarnai tindakan negatif, pelanggaran dan penyimpangan.
  • Dengan deklarasi mereka yang terakhir—seperti disebutkan sebelumnya, mereka semakin beringas memecah belah barisan orang-orang yang bekerja untuk dien ini, mencerai-beraikan barisan mujahidin, dan membatalkan jamaah-jamaah mereka yang bergerak untuk agama Allah, membuat pengikut tidak taat kepada pemimpin, dan murid lancang kepada guru mereka!
Apakah kalian mengira saya akan putus asa dari buah-buah gerakan jihad ini dan putra-putranya hanya karena klaim khilafah? Apakah bangunan khilafah di sebuah bagian di bumi ini mengharuskan hancurnya dakwah dan jihad di seluruh wilayah lain? Apakah kalian mengiran semua jamaah mujahidin akan terpecah belah dan para anggotanya lancang kepada guru-guru mereka di semua medan jihad?
Deklarasi khilafah itu adalah konspirasi lain terhadap gerakan jihad yang diberkahi dan kelompok-kelompok yang ikhlas. Ringkasnya, mereka memberikan pilihan: bersama kami, atau kami akan menghembuskan perpecahan di barisan kalian. Kami akan bekerja untuk mencerai-beraikan barisan kalian.
Itu adalah cara yang dipakai oleh kaum anarkis di negara kita saat memaksakan diri pada orang lain untuk ikut dalam suatu permainan. Ada ungkapan mereka, “Bermain atau hancur!” Yakni, harus ikut dan menerima permainan secara total atau hancur oleh permainan itu.
Akhlak seperti itu hanya cocok untuk anak-anak berandal jalanan, dan tidak layak sama sekali bagi orang yang mengaku berdakwah dan jihad. Bagaimana jika pilihan yang dipaksakan oleh mereka adalah mereka yang memimpin permainan itu dan mengarahkannya sesuai kemauan, kebodohan, dan kekerasan kepala mereka atau mereka akan menghancurkan dan merusaknya? Atau dengan makna lain, mereka yang memimpin atau hancur!
Sejatinya, itulah yang paling berbahaya dalam deklarasi mereka yang terakhir itu. Seperti saya katakan sebelumnya, saya tidak masalah dengan pengumuman khilafah mereka di Syam, Irak, atau London! Hanya saja, yang saya khawatirkan adalah dampaknya. Dan kenyataannya memang demikian!
Kami bukanlah memusuhi upaya penegakan khilafah. Justru kami mendukung, menyeru, dan bekerja untuk menegakkannya, dan berusaha mengembalikannya. Akan tetapi, khilafah adalah proyek untuk menjaga kesatuan kaum muslimin, bukan untuk merusak, memecah belah, dan mencerai-beraikan barisan mereka.
Demikian pula seorang imam, seperti dikabarkan oleh Rasulullah, “… (imam) adalah perisai yang melindungi orang yang berperang di baliknya dan melindunginya.” (HR Muslim). Imam adalah perisai dan penjaga bagi kaum muslimin dari setiap bahaya, bukan pengundang bahaya. Khilafah wajib menjadi tempat berlindung dan aman bagi setiap muslim, bukan ancaman, dan intimidasi, dan penebar ketakutan di setiap kepala manusia.
Mereka (ISIS) telah membatalkan bai’at awalnya kepada pemimpin mereka dan memberontak kepada amir-amir mereka (Al-Qaeda). Menjelek-jelekkan senior mereka, ketika mengumumkan daulah yang pertama (Daulah Islam Irak: 2006 [ISI]). Dan ketika mereka mengumumkan yang kedua (ISIS: 2013), mereka menumpahkan darah yang diharamkan, dan menolak tahkim kepada syariat. Karena itu, kami wajib mempertanyakan, apa yang akan mereka lakukan setelah deklarasi khilafah (2014)?
Ulah mereka yang paling berbahaya bagi dakwah hingga hari ini adalah memecah-belah kaum muslimin, dan giat menghancurkan barisan jamaah jihad dan dakwah, setelah mereka memecah belah kaum muslimin secara umum, dengan pilihan bersama mereka atau menjadi musuh. Orang yang lemah di antara kaum muslimin tidak mereka kasihani, dan tidak memberi maaf kepada siapa saja yang bergabung dengan kelompok mana saja di Suriah.
Bahkan, setiap orang yang menyelisihi mereka, dianggap sebagai pengkhianat, pelepas bai’at, saluli(plesetan keluarga Saud, maksudnya antek penguasa Saudi), sururi (dinisbatkan kepada Muhammad Surur (tokoh Ikhwanul Muslimin), shahawat, berbaris dengan shahawat, pecinta shahawat, atau berfoto, berjalan bersama shahawat dan seterusnya.
Mereka bersiap untuk membunuh siapa saja yang tidak berbai’at, dan menebarkan ancaman akan menahan istri-istri orang yang menyelisihi!! Kami belum mendapati mereka melakukan ini, bila benar-benar mereka lakukan, niscaya kami ungkap cerita ini. Dan kami memohonkan perlindungan kepada Allah bagi para muslimah dari keburukan yang luar biasa ini.
Pada hari ini ketika mereka mengajak orang agar memisahkan diri dari jamaahnya untuk berbai’at dan hijrah kepada mereka. Mereka tahu bahwa mayoritas orang yang menerima seruan itu adalah orang-orang yang dangkal pemikirannya. Mayoritas yang mendengarkan mereka adalah orang-orang yang berlebih-lebihan (ghulat) juga. Mereka adalah orang-orang yang menang semangat dan bangga dengan cara pandang sendiri. Mereka mengutamakan kebodohan daripada ilmu. Dan membangun khayalan-khayalan, lalu menggembar-gemborkan di tengah-tengah pengikutnya, untuk mencerai-beraikan orang-orang yang bijak, ulama dan orang yang berakal.
Maka, hakikat seruan mereka kepada orang-orang agar melepaskan bai’at jamaahnya merupakan tindakan yang merusak gerakan jihad, memecah belah organisasi jihad, mencerai-beraikan barisan mujahidin. Inilah yang mendorong kami mengungkap ada apa di balik deklarasi khilafah itu. Kita tidak menilai mereka dari kalangan awam mereka. Kita telah melihat ancaman sebelum pengumuman khilafah: bersama kami atau menjadi musuh kami. Lantas bagaimana setelah deklarasi?
Khilafah mestinya menjadi kenikmatan bagi kaum muslimin dan surga yang hilang bagi mereka. Mereka sedang mencari itu. Maka jangan jadikan khilafah sebagai neraka bagi mereka dan menambah keputus-asaan.
Khilafah adalah impian kaum muslimin. Mereka berusaha mewujudkannya. Janganlah kalian perburuk impian indah ini dengan memenggal kepala orang yang menyelisihi dan mengeluarkan isinya!! Bila kalian benar-benar tulus, wujudkanlah kekhilafahan itu dengan rahmat bagi kaum muslimin dan menolong orang yang lemah.
Kalian sedang bermigrasi sebagaimana orang lain juga demikian. Maka tetaplah dengan peringatan yang baik, bukan menyebarkan keburukan. Dan bersama-samalah dalam membangun pilar-pilarKhilafah Islamiyah Ar-Rasyidah, bukan bughat yang sesat dan berpaling. Bersama-samalah dalam hal yang orang-orang Islam dan jamaah-jamaah mereka belum lengkap, bukan mencerai-beraikan mereka. Bersama-samalah dalam menolong orang-orang yang lemah dan mengangkat yang tumbang di antara mereka, bukan malah menambahnya. Bersama-samalah dalam melindungi darah kaum muslimin, bukan malah mengalirkannya.
Diriwayatkan Imam Ahmad, Muslim, dan Nasai dari Abu Hurairah secara marfu’:
مَنْ خَرَجَ عَلَى أُمَّتِي، يَضْرِبُ بَرَّهَا وَفَاجِرَهَا. وَلاَ يَتَحَاشَ مِنْ مُؤْمِنِهَا، وَلاَ يَفِي لِذِي عَهْدٍ عَهْدَهَ، فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ
“Barang siapa keluar untuk memerangi umatku, memukul (membunuh) orang yang baik dan orang yang jahat tidak mempedulikan orang-orang yang mukmin, tidak memenuhi janji terhadap orang yang telah berjanji (gencatan senjata) maka orang itu bukan termasuk umatku dan aku bukan termasuk golongannya.”
Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik berkata kepada seorang tabiin yang zuhud Salamah bin Dinar Al-Mudni (Abu Hazim):
“Wahai Abu Hazim, apa pendapatmu tentang kekuasaan saat ini?”
“Apakah engkau akan memaafkan aku, wahai Amirul Mukminin?”
“Berikanlah nasihat kepadaku.”
“Bapak-bapakmu telah mencuri hak manusia dalam perkara ini (kekuasaan). Mereka mendapatkan kekuasaan dengan pedang tanpa musyawarah dan mengumpulkan pendapat orang. Mereka telah melakukan pembunuhan besar-besaran untuk mendapatkan kekuasaan. Mereka telah berlalu. Maka sebagai pelajaran, alangkah baiknya bila engkau merasakan apa yang mereka katakan atau kata orang tentang mereka (bapak-bapaknya).”
“Buruk sekali kata-katamu!” kata seorang yang hadir di situ.
“Kamu bohong! Allah ta’ala mengambil perjanjian dari para ulama perjanjian agar dijelaskan (kepada umat),” jawab Abu Hazim.
Jika pendapat anak kecil dan ajaran orang-orang bodoh telah diagungkan, maka itulah kehancuran…
Ada aturan bagi setiap orang dalam masyarakat dan hancurnya anak muda adalah melanggar aturan…
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW, bersabda, “Imam itu perisai, orang-orang berperang dan berlindung di belakangnya.” (HR Bukhari)
Nabi SAW masih menjadi imam kaum muslimin, bahkan pemimpin dunia. Kepemimpinan beliau tidak untuk memecah belah kaum muslimin, tetapi untuk menyatukan mereka. Kepemimpinan beliau bukan untuk menggelindingkan kepala orang-orang yang terlindungi darahnya dengan peluru, atau memenggalnya dengan pedang. Kepemimpinan beliau tidak untuk memisahkan kepala-kepala mereka, melainkan untuk melindunginya, menjaga akal, mengembangkan, dan mengangkatnya ke derajat yang tinggi. Agar dengan akal itu manusia selamat dari perkara-perkara yang hina.
Bahkan beliau berusaha menyelamatkan kelompok-kelompok militan, yang karena keadaannya tidak memungkinkan untuk berbai’at kepada Nabi SAW dan masuk di bawah wilayah politik beliau, seperti kelompok Abu Bashir pada masa perjanjian Hudaibiyyah. Demikian pula orang-orang yang melawan Al-Aswad Al-Ansi setelah mengkudeta pegawai Rasulullah di Yaman.
Tidak ada seorang pun dari mereka yang mengklaim jihad beliau batal, menyerukan hijrah terbatas, dan meninggalkan medan amal dan hijrah beliau. Mereka tidak menyatakan bahwa orang yang tidak mau bergabung dengan mereka berdosa, menebar ancaman, memecah belah, atau menganggap batal semua kelompok lain. Sebaliknya, mereka tetap fokus pada pekerjaan hingga mendapatkan kemenangan dan bergabung dengan negeri Islam.
Demikian pula pada zaman khilafah, tidak ada khilafah yang dibentuk untuk membatalkan jihad mujahidin, memecah belah mereka, atau menyeru mereka untuk melakukan perlawanan terhadap para guru, tokoh, dan ulama mereka di negeri yang keluar atau memisahkan diri dari khilafah. Sebaliknya, para ulama menyerukan agar mereka teguh pada manhaj mereka, didukung khilafah dan saling berkirim surat. Khilafah tidak menyeru mereka agar meninggalkan medan jihad mereka, membatalkan jamaah mereka, dan tidak menganggap dosa siapa pun yang tidak bergabung.
Sejarah telah merekam kemuliaan dan keteguhan kelompok-kelompok Islam dengan pemimpin dan ulama di suatu negeri yang terpisah dari khilafah; keluar dari wilayah hukum dan bai’atnya, dan tempat tinggal mereka masuk ke dalam kekuasaan Dinasti Ubaidiyyin, Tartar, maupun Tentara Salib.
Oleh karena itu, kami memperingatkan masyarakat Muslim dan tokoh-tokoh mereka dari seruan yang memecah belah barisan, menggoyahkan bangunan, dan memporak-porandakan mujahidin. Kami menyeru mereka agar tidak terpengaruh oleh ancaman pemikiran, moral, dan perasaan yang dihembuskan oleh para penyeru kepada perpecahan. Tetaplah teguh pada perjanjian, dan bersatu di bawah pemimpin kalian untuk menampakkan kebenaran, tanpa takut kepada orang yang menyelisihi atau yang tidak peduli hingga urusan Allah datang.
Saya akhiri beberapa peringatan ini:
  • Imam Al-Haramain dalam bukunya, Ghiyatsul Umam fie At-Tiyats Adh-Dhulm, mengatakan : “Jika suatu zaman kosong dari imam dan kekuasaan yang memiliki keberanian, kekuatan, dan keilmuan, maka semua urusan (kaum muslimin) diwakilkan kepada para ulama. Semua masyarakat dengan berbagai tingkatannya harus merujuk kepada ulama mereka dalam setiap urusan hukum dan mengikuti pendapat mereka. Bila mereka melakukan itu, maka mereka mendapatkan petunjuk ke jalan yang benar. Ulama suatu negeri menjadi pemimpin kaum muslimin. Bila mereka sulit bersatu pada satu ulama, maka penduduk setiap wilayah dan tempat mengikuti ulama masing-masing. Bila dalam satu wilayah banyak ulamanya, yang diikuti adalah yang paling tinggi ilmunya.”
Orang-orang yang mengumumkan khilafah hari ini kondisinya lebih lemah daripada itu. Sebab deklarasi itu tidak didukung dan tidak dikuatkan, atau tidak ada satu pun ulama rabbani yang condong kepada mereka secara akidah, manhaj, rujukan, dan pemikiran. Maka hendaknya orang yang cerdas merenungkan hal ini baik-baik. Mengapa mereka kehilangan kepercayaan ulama yang tulisan dan buku-bukunya mereka pelajari? Mengapa para ulama itu berpaling dan tidak mendukung? Padahal para ulama itu tidak takut celaan siapa pun (untuk mendukung kebenaran). Ini harus dijawab!
  • Khilafah tidak dapat dicapai dengan klaim, nama tanpa realita, ataupun angan-angan saja, tetapi dengan realisasi di bumi nyata. Ketika Umar menamai Abu Bakar sebagai khalifah, maka Abu Bakar tidak langsung menjadi khalifah hanya dengan nama itu saja. Tetapi, Beliau tidaklah menjadi khalifah secara nyata kecuali setelah dibai’at oleh mayoritas sahabat dan urusan kaum muslimin diserahkan kepadanya tanpa ada yang protes.
Maka setiap amir yang tidak diakui oleh jamaah kaum muslimin dan tokoh mereka dari kalangan ulama rabbani maka ia adalah amir jamaah atau amir wilayahnya yang terbatas, bukan Amirul Mukminin secara keseluruhan atau khalifah seluruh kaum muslimin. Orang yang tidak berbai’at dan hijrah kepadanya tidaklah berdosa. Sebab, keengganan para ulama tepercaya untuk mendukung kelompok berlabel khilafah seperti ini menunjukkan bahwa jamaahnya bukanlah jamaah yang dipercaya dalam urusan agama dan dunia.
  • Harus dikatakan bahwa seandainya di medan jihad tidak ada kecuali jamaah ini saja, niscaya para ulama berdasarkan ilmu mereka berbondong-bondong mendukung amirnya karena mereka pun menginginkan amir yang paling mewakili mujahidin. Tidak diragukan bahwa mereka lebih mewakili daripada para thaghut dan penguasa murtad. Tetapi medan jihad di sana penuh dengan kelompok perang yang berkompetisi di dalamnya. Beberapa kelompok memiliki kekuatan dan jumlah seimbang. Dan ada kelompok yang lebih unggul dalam manhaj dan kepemimpinan. Maka tidak wajib menduhulukan yang kurang unggul daripada yang lebih unggul.
  • Terakhir, kami tidak akan pernah berhenti mengoreksi jamaah Daulah. Dan kami tidak ingin musuh-musuh Islam bergembira dengan kata-kata kami. Atau mereka mengira bahwa kami akan bergabung dalam barisan mereka yang sejatinya musuh-musuh Islam itu tidaklah melawan jamaah Daulah, melainkan melawan proyek daulah dan khilafah Islam sesungguhnya. Kami tidak akan membuat mereka gembira dengan apa yang kami tulis.
Kami menulis tidak untuk menggembirakan musuh Islam. Kami berlindung kepada Allah bila ada kesepakatan atau proyek barter kepentingan di antara kami dengan mereka. Apa yang kami tulis dan katakan ini adalah kewajiban kami sebagai pengemban amanah ilmu untuk menyampaikan perkataan yang benar, serta mendukung ahlul haq dan kelompok-kelompoknya.
Di luar itu, kami tidak peduli siapa yang suka atau benci kepada perkataan kami. Tidak peduli siapa yang menerima dan siapa yang kerongkongannya tersumbat. Bila ridha manusia dan kehormatan yang kami cari, dengan tulisan dan perkataan kami, maka kami pasti berlayar dalam perahu Daulah, lalu mereka membawa kami terbang ke angkasa dan mengangkat kami di atas setiap kepala bahkan di atas awan.
Namun, kami tidak menginginkan itu demi membela kebenaran. Kami lebih memilih berlayar ke arah berlawanan dengan mereka meskipun ini sulit dan berat. Kami tidak akan mundur meskipun mereka menghinakan kami. Atau memberondong kepala kami dengan peluru dan mengeluarkan isinya!!
Persoalannya adalah bahwa jamaah Daulah, para pemimpin, dan juru bicaranya setiap hari mendebat kami sehingga kami terpaksa menanggapi mereka. Bila tidak, kami pasti berhenti mengeluarkan pernyataan. Perang ini tidak dideklarasikan untuk melawan jamaah Daulah dengan minimal saya sebagai pihak yang memusuhinya. Bukan itu! Kebenaranlah yang saya dukung dan saya mengeluarkan pernyataan ketika diperlukan. Sebab, mengakhirkan penjelasan saat dibutuhkan itu tidak boleh. Dan merekalah yang memaksa kami setiap saat, sehingga tidak ada jalan bagi kami untuk diam.
Ya Allah, kami memohon petunjuk, bimbingan, ketabahan, dan akhir yang baik. Semoga salam dan shalawat dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad saw beserta keluarga, dan para sahabat seluruhnya.
Abu Muhammad Al-Maqdisi
13 Ramadhan 1435 H
Sumber : Tawhed.ws
Diterjemahkan oleh : Kiblat.net
logo-muqawamah-189x177

Sejumlah Umat Islam Berbaiat Pada Khilafah Al-Baghdadi, Mengerikan...!!!!



Saat rakyat Indonesia tenggelam dalam euforia Pilpres yang menjadi head to head Prabowo –Hatta dan Jokowi-JK, ribuan orang dari berbagai kota justru mengucapkan baiat (janji setia) kepada “Khilafah Islamiyah” Al-Baghdadi dari Daulah Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Bertempat di  Auditorium Syahida Inn, Kampus II UIN, Syarif Hidayatullah, Ciputat, acara Multaqod Da’wiy Ke-7 ini  diadakan oleh FAKSI (Forum Aktivis Syariat Islam). Menurut Al-mustaqbal, peserta yang hadir pada Ahad, 6 Juli 2014, berasal dari Banten, Sukabumi, Cianjur, Lampung, bahkan dari Riau dan Batam.
Proses baiat dipimpin oleh Ustadz Abu Zakariyya, dalam dua bahasa (Arab dan Indonesia) yang diikuti oleh seluruh peserta. Isi baiatnya adalah sebagai berikut:
“Saya berbaiat kepada Amirul Mukminin Abu Bakar al-Baghdadi al-Quraisy untuk mendengar dan taat pada kondisi susah dan mudah.
Pada kondisi diam dan malas             .
Dan walaupun hak kami terlantarkan.
Serta saya, tidak akan merampas kekuasaan dari pemiliknya kecuali saya melihat kekafiran yang nyata,  yang saya memiliki dalil yang nyata di dalamnya dari Allah.
Takbir  (peserta berteriak Allahu Akbar sambil mengacungkan jari telunjuk ke atas)”
Video baiat dapat disaksikan di https://m.youtube.com/watch?v=6LsK3tKnKCg
Lalu, khilafah apa sebenarnya yang mereka deklarasikan itu? Lebih ironis lagi, dalam serangan brutal Israel ke Gaza saat ini, tidak satu pun fatwa jihad keluar dari mulut para ulama mereka. Ini menunjukkan bahwa ISIS hanyalah alat dan bidak Israel untuk melemahkan umat Islam dari dalam. Seandainya mereka sadar dan mengarahkan aksi-aksi bom bunuh diri mereka kepada Israel, saya yakin dalam sekejap Israel akan sunyi-senyap dan Palestina pun akan merdeka seutuhnya. Namun justru sebaliknya, mereka menyerang kelompok-kelompok jihad suriah dengan dalih tidak mau berbait kepada khalifah Al-Baghdadi.
Baiat yang sudah terucap ini sungguh sangat mengerikan kerena akan berpotensi menimbulkan kekacauan di masyarakat karena mereka akan semakin merasa benar dengan apa yang mereka pegang dan semakin ganas ketika mendapatkan "instruksi" dari sang Khalifah Al-Baghdadi. Coba perhatikan bagaimana sumpah tersebut mengandung kata-kata "takfiri" yang sangat dahsyat konsekuensinya:
"Serta saya, tidak akan merampas kekuasaan dari pemiliknya kecuali saya melihat kekafiran yang nyata,  yang saya memiliki dalil yang nyata di dalamnya dari Allah."
Semoga allah melindungi kita semua dari keburukan golongan ini dan memberikan petunjuk bagi mereka yang hari ini tersesat di dalamnya.(GFA)

Tanggapan Beberapa Ulama Tentang Berdirinya Khilafah Islamiyah Al-Baghdadi


Ulama adalah pewaris para nabi Allah yang mulia, maka seharusnyalah kita mengikuti dan mendengarkan seruan mereka bukan malah mengikuti hawa nafsu kita dan berfatwa tanpa ilmu. Berikut ini adalah perkataan para ulama mengomentari berdirinya Khilafah Islamiyah yang prematur:

Syekh. Dr. Mahmoud Muhanna: ISIS Tidak Mewakili Ahlussunah
Anggota Dewan Ulama Senior Universitas al-Azhar, Mesir, Syekh. Dr. Mahmoud Muhanna menegaskan bahwa kelompok Daulat Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah mencoreng citra Ahlussunnah dan karena itu jelas tidak merepresentasikan umat Islam Ahlussunnah.
“ISIS tidak mewakili Ahlussunnah karena mazhab Ahlussunnah tidak melanggarkan hal-hal yang diharamkan Allah dan tidak menganiaya orang-orang yang tak berdosa, apalagi umat Islam sendiri, sedangkan ISIS menghalalkan dan melakukan penumpahan darah orang-orang Islam dan non-Muslim,” ujar Muhanna, sebagaimana dilansir FNA Ahad (6/7/2014).
Dia menambahkan, “ISIS sangat mencoreng citra Ahlussunnah, sangat melecehkan Islam, dan memperkenalkan Islam sebagai agama main-main, sia-sia, pembunuhan dan pembantaian orang lain, sebab seorang Muslim tidak akan membunuh Muslim lainnya, dan hanya berperang dengan non-Muslim apabila pihak lawan memulai perang.”
Syekh Alawi Amin: Islam Berlepas Diri Dari ISIS
Syekh Alawi Amin, ulama dan guru besar Universitas al-Azhar, demikian dilaporkanTV al-Alam Selasa (17/6/2014). Mereka menilai ada konspirasi besar terhadap Irak yang dilancarkan melalui ISIS, kelompok yang diasuh dan dibesarkan oleh dana sejumlah negara Timur Tengah.
Syekh Alawi Amin, salah satu ulama dan guru besar Universitas al-Azhar menilai aksi ISIS di Irak tidak lepas dari agenda Amerika Serikat (AS) dan Zionisme internasional. “AS berada di balik barisan ini, sedangkan Zionisme internasional menggerakkan mereka yang menamakan dirinya ISIS dan mengaku Islam, padahal Islam berlepas diri dari mereka sebagaimana serigala berlepas diri dari dosa anak-anak Nabi Ya’kub as,” ujar Syekh Alawi.
Seperti diketahui, ungkapan ini mengacu pada kisah pencampakan Nabi Yusuf as ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya. Dalam kisah itu disebutkan bahwa ketika saudara-saudara Nabi Yusuf itu kembali kepada ayahnya, Nabi Ya’qub as,  mereka berbohong kepada Nabi Yabi Ya’qub bahwa Nabi Yusuf as hilang diterkam serigala.
Syekh Alawi Amin menambahkan, “Mereka bukan umat Islam, karena seandainya mereka memahami Islam maka mereka tidak akan berbuat sedemikian rupa. Mereka hanya meletakkan namaMuslim pada diri mereka, namun mereka sama sekali tidak memahami agama Islam yang hakiki.”
Dosen Universitas al-Azhar, Kairo, Ashraf Fahmi Musa: Umat Islam Harus Bersatu Melawan ISIS
“Tindakan ISIS mendeklarasikan kekhalifahan Islam dan penunjukan seorang khalifah bagi umat Islam tidaklah berlandaskan ajaran Islam dan tidak pula diterima oleh umat Islam di dunia,” ujar Ashraf, sebagaimana dilansir FNA Rabu (2/7/2014).
Mengenai alasan mengapa kekhalafihan dan pengangkatan itu tidak bisa diterima, Ashraf mengatakan bahwa Islam sama sekali tidak membenarkan kita melakukan aksi pemaksaan dan agresi terhadap rakyat serta penjarahan harta benda penduduk. “Tak syak lagi bahwa agama Islam berlepas tangan dari orang-orang demikian,” tutur Ashraf.
Dia menambahkan, “Orang yang dipilih ISIS sebagai khalifah bagi umat Islam adalah penjahat yang sedemikian banyak melakukan kejahatan sehingga dijuluki sebagai manusia pembunuh dan teroris sehingga sama sekali tidak patut dianggap sebagai khalifah umat Islam.”
Dosen Universitas al-Azhar ini lantas menyerukan kepada umat Islam supaya bersatu melawan ISIS yang, menurutnya, telah melakukan kejahatan terbesar terhadap Islam karena telah mencoreng citra agama ini. “Islam sama sekali bukan agama penganjur kekerasan, dan dalam penyebaran ajarannyapun Islam menghindari kekerasan dan pemaksaan,” tegas Ashraf.
 Syekh Harist al-Dhari: Deklarasi Khilafah ISIS Memecah Belah Umat
Ketua Majelis Ulama (Ahlussunnah) Irak, Syekh Harist al-Dhari, mengecam deklarasi kekhalifan militan takfiri Daulat Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan menyebutnya sebagai tindakan yang menjurus pada pemecah belahan Irak. Kecaman terhadap deklarasi itu juga dilontarkan oleh Ashraf Fahmi Musa, dosen Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir.
Menurut laporan Shafaq News Rabu (2/7/2014), al-Dhari selaku ketua Majelis Ulama Irak dalam press rilisnya mengimbau semua pihak di Irak dan Suriah yang terlibat dalam deklarasi kekhalifahan supaya menarik deklarasi itu.
“Deklarasi sebuah pemerintahan (daulah), baik kekhalifahan ataupun bukan, tidak bisa dilakukan sebelum disediakan lahan untuk mencetak keberhasilan. Tanpa ini maka semua akan gagal dan kandas,” kata al-Dhari.
Al-Dhari menambahkan, “Baiat kepada kekhalifahan ini bukanlah kewajiban syariat bagi siapapun. Tindakan (deklarasi kekhalifahan) itu adalah dalih untuk memecah belah Irak serta mendatangkan kerugian dan petaka bagi rakyat negara ini.” (GFA)

Siapa yang Teroris....???? (Mikir...!!!)


Ulama muda Jerman, Pierre Vogel, punya cara tersendiri bagaimana membantah tuduhan terhadap Muslim sebagai Terroris. Ulama mu'alaf yang bersyahadat tahun 2001 itu, dengan cara tercepat dan terbaik yang amat mengena bantahan dan menangkal dakwaan Muslim dengan terorisme.

Dalam sebuah ceramahnya, ia menyampaikan bagaimana cara ia menyangkal tuduhan itu. Berikut ini adalah beberapa argumen beliau kepada mereka yang memfitnah Islam sebagai agama teror:

Siapakah yang menyulut perang dunia pertama? Apakah orang Islam atau selain Islam?
Siapakah yang menyulut perang dunia kedua? Apakah orang Muslim atau selainnya?
Siapakah yang menjatuhkan bom atom atas Hiroshima? Apakah orang Islam atau bukan Islam?
Siapakah yang membantai 20 juta suku Aborigin di Australia? Apakah orang Muslim atau bukan?
Siapakah yang membantai lebih dari 100 juta suku indian merah di Benua Utara Amerika? Apakah mereka orang Islam?
Dan siapakah yang membantai lebih dari lebih dari 50 juta Indian merah di benua Selatan Amerika? Apakah mereka orang-orang Muslim?
Siapakah yang menjadikan lebih dari 150 juta manusia dari Afrika sebagai budak (apartheid), Diantara 77 % dari mereka mati di perjalanan dan dikubur di lautan Atlantik? Apakah orang Islam?
Siapa yg membunuh jutaan org Indonesia yg di jajah 350 th.? Apakah itu org Islam.?
Siapa yg membunuh ratusan ribu rakyat Afghanistan ? Apakah itu org Islam ?
Siapa yg membunuh ratusan ribu rakyat Irak.? Apakah itu org Islam?
Siapa yg membunuh ratusan ribu org Palestina & diusir dr tanah kelahirannya.? Apakah itu org Islam..?
Bukan, bukan orang Islam. (Lalu siapa terorisnya?) (Pikir...!!!)

Sumber: Anthony Van Leeuwenhoek dengan editan (GFA)


Islam Terhina Bukan Karena Non-Muslim, Tapi Justru Oleh Orang Islam Itu Sendiri



Seorang Muslim pastilah percaya bahwa Islam adalah agama paling tinggi, berada di atas agama-agama lainnya. Jika agama ini kemudian malah terpuruk dan termarjinalkan oleh sebagian besar manusia termasuk sebagian umatnya itu sendiri, itu pastilah bukan karena ajarannya, melainkan disebabkan ummatnya. Agama ini dirusak oleh ummatnya sendiri; yaitu manakala Islam diatasnamakan oleh orang-orang pandir dan tak punya nurani.




Inilah yang sedang kita saksikan sekarang. Sekelompok kecil ummat meneriakkan takbir dan mengibarkan bendera tauhid sambil mencaci, berbohong, memfitnah, menghancurkan, meneror, dan membantai. Bahkan sebagian mereka melazimkan penyiksaan diri kepada diri mereka sendiri sebagai bagian dari kebodohan mereka dalam beragama. Jumlah mereka kecil, tapi mulut mereka besar, hingga memenuhi ruang-ruang publik, termasuk media massa. Mereka mengaku sebagai representasi dan penjaga agama, tapi di saat yang sama, mereka melakukan pemalsuan diri dan klaim absurd.


Tentulah tugas kita semua untuk meluruskan situasi yang ada. Kerancuan berpikir harus diluruskan. Penipuan harus dicegah. Kefasikan harus diberantas. Kesalahpahaman harus dibetulkan. Ummat harus dijaga. Kemuliaan Islam harus dikembalikan. Dan kejayaan harus kembali direbut!

Semua itu akan bisa kita peroleh dengan kembali kepada agama. Mendatangi kajian-kajian ustadz dan para ulama yang memberikan bimbingan kepada ummat. Kembali kepada kemurnian agama dari segela macam kontaminasi dari luar. Simaklah nasehat Nabi kita shallallahu 'alihi wa sallam ketika kehinaan sudah menyelimuti umat ini:



عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ (د 3462, الصحيحة 11)

Dari Ibnu Umar, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Jika kamu berjual-beli 'inah (semacam riba), kamu memegangi ekor-ekor sapi, kamu puas dengan tanaman, dan kamu meninggalkan jihad, (maka) Allah pasti akan menimpakan kehinaan kepada kamu, Dia tidak akan menghilangkan kehinaan itu, sehingga kamu kembali menuju agama kamu". (
HR Abu Dawud, no. 3462; Al-Baihaqi (5/316); ad-Daulabi di dalam Al-Kuna (2/65); Ahmad, no. 4825; dan lain-lain. Hadits ini memiliki banyak jalan, sehingga dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam ash-Shahihah, no. 11, dan Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi dalam Al-Arba'un Haditsan fid- Dakwah wa Du'at, no. 2. ) (GFA)