Sebagian Produk Yang Tersedia di Outlet Kami

Silahkan hubungi sales kami untuk mendapatkan produk yang anda inginkan...

Sebagian Produk Yang Tersedia di Outlet Kami

Silahkan hubungi sales kami untuk mendapatkan produk yang anda inginkan...

Sebagian Produk Yang Tersedia di Outlet Kami

Silahkan hubungi sales kami untuk mendapatkan produk yang anda inginkan...

Sebagian Produk Yang Tersedia di Outlet Kami

Silahkan hubungi sales kami untuk mendapatkan produk yang anda inginkan...

Sebagian Produk Yang Tersedia di Outlet Kami

Silahkan hubungi sales kami untuk mendapatkan produk yang anda inginkan...

Rabu, 26 Maret 2014

Vonis Kafir dalam Timbangan Islam - Dr. 'Abdullah bin 'Abdul 'Aziz al-Jibrin



Judul     : Vonis Kafir dalam Timbangan Islam
Penulis : 'Dr. 'Abdullah bin 'Abdul 'Aziz al-Jibrin
Ukuran : 11 X 15.5cm
Kover : Soft
Berat : 100 gr
Jumlah Halaman : XVIII + 116 Lembar B/W 
Jenis Kertas : HVS
Harga : Rp 16.000,- (Diskon 30%) Rp 11.200,-




Rasulullah Shalallahu 'alahi wassalam  bersabda (artinya): ’’Siapapun yang mengatakan kepada saudaranya: ’Hai kafir’, maka salah satu dari keduanya telah pantas menyandang sebutan tersebut. Jika tuduhannya itu tepat, (berarti kafirlah orang yang dituduh itu). Akan tetapi, jika tidak demikian, niscaya tuduhan itu akan kembali kepada dirinya.’’ (HR. Muslim)




Masalah takfir (vonis kafir) memang bagian dari ajaran Islam. Namun, jika tidak hati-hati dalam penerapannya dan juga tidak memiliki wewenang untuk itu, maka menerapkannya akan sangat berbahaya bagi pelakunya. Orang yang memvonis kafir saudaranya sesama Muslim, apabila tidak tepat sasaran, niscaya vonis itu akan kembali kepada dirinya.

Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda (artinya): 
"Siapapun yang mengatakan kepada saudaranya: ’Hai kafir’, maka salah satu dari keduanya telah pantas menyandang sebutan tersebut. Jika tuduhannya itu tepat, (berarti kafirlah orang yang dituduh itu). Akan tetapi, jika tidak demikian, niscaya tuduhan itu akan kembali kepada dirinya." (HR. Muslim).

Lebih gawat lagi apabila yang divonis adalah penguasa Muslim mengingat dampaknya yang akan merembet pada kudeta dan angkat senjata serta pertumpahan darah dan kerusakan negeri.

Buku yang kecil ini diharapkan dapat menjadi pedoman yang benar dalam menyikapi masalah tersebut. 

Selamat membaca!




Thohurun Insya Allah - 'Abdullah bin 'Ali al-Ju'aitsin


Judul     : Thohurun Insya Allah
Penulis : ''Abdullah bin 'Ali al-Ju'aitsin
Ukuran : 15.5 X 23.5 cm
Kover : Soft
Berat : 400 gr
Jumlah Halaman : XII + 302 Lembar B/W 
Jenis Kertas : HVS
Harga : Rp 20.000,- (Diskon 30%) Rp 14.000,-



"Menjadi Pribadi yang Tegar di Tengah Badai Duka"





Sudah menjadi rahasia umum bahwa ketika sehat, seseorang cenderung melupakan cara hidup sehat dan mengabaikan perintah Allah Ta’ala; sedangkan pada kondisi sakit dia cenderung beranggapan negatif terhadap sakitnya, bahkan berburuk sangka kepada-Nya. Padahal, seorang Muslim dituntut untuk selalu berpandangan dan bersikap positif terhadap segala yang dialaminya.
Buku ini lahir untuk meluruskan pemahaman negatif, yang jelas-jelas keliru, terhadap sakit. Pembahasannya sangat mencerahkan dan menyadarkan kita betapa sakit yang jika dilihat secara kasat mata begitu memprihatinkan, ternyata mengandung banyak kebaikan. Perenungan-perenungan di dalamnya mengajarkan kepada kita perspektif lain tentang kesabaran. Tidak sekadar teori, pembahasan dalam buku ini juga sarat dengan kita kiat-kiat Islami agar selalu tegar dalam menghadapi sakit. Buku ini dilengkapi juga dengan metode penyembuhan Nabawi melalui ruqyah syar’iyah dan do’a, serta pembahasan beberapa ibadah yang secara khusus ditujukan bagi orang yang sakit.
Dikemas secara persuasif dan berdasarkan dalil dari al-Qur-an, hadits-hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, atsar para Sahabat radhiallaahu ‘anhum, serta ijtihad sebagian ulama Salafush Shalih, buku ini menjadi sangat penting untuk dibaca. Kalimat demi kalimatnya akan membijakkan kita dalam melihat dan menyikapi segala musibah yang menimpa, terutama sakit. Dan pada gilirannya, diharapkan kita menjadi pribadi yang mampu selalu bersyukur dan sabar serta optimis dalam menghadapi segala musibah dan ujian. Wallâhu a’lam.


Selasa, 25 Maret 2014

Tata Cara Wudhu Dan Shalat Nabi Muhammad - ''Abdul Malik Sukirman dan Tim Pustaka Imam asy-Syafi'i



Judul     : Tata Cara Wudhu Dan Shalat Nabi Muhammad
Penulis : ''Abdul Malik Sukirman dan Tim Pustaka Imam asy-Syafi'i
Ukuran : 18 X 17,5 cm
Kover : Soft
Berat : 200 gr
Jumlah Halaman : xiv + 82 Lembar 2 Warna
Jenis Kertas : HVS
Harga : Rp 30.000,- (Diskon 30%) Rp 21.000,-



“Tidak akan diterima shalat (seseorang) tanpa bersuci.” (HR. Muslim)






Wahai anakku, ketahuilah bahwa shalatmu akan diterima oleh Allah  apabila wudhu'mu benar.
Rasulullah  bersabda "Tidak akan diterima shalat (seseorang) tanpa bersuci." (HR. Muslim)
Alhamdulillah, Allah  telah banyak memberikan kemudahan kepada kita, diantaranya tatacara wudhu' yang praktis untuk kalian, mudah, jelas, menyenangkan dan mengikuti sunnah suri tauladan kita, Rasulullah .
 Begitu pula dengan shalat. Shalat ialah ritual ibadah yang paling sering dilaksanakan oleh ummat Islam, Tidak kurang dari lima kali ummat Islam menunaikan ibadah itu setiap hari. Sebagai fungsi kontrol, tentu ibadah ini sangatlah efektif mengendalikan prilaku ummat Islam sehingga tidak salah arah dan langkah.

Karena dengan shalat seorang Muslim berdialog langsung dengan Rabbnya dan meminta agar selalu dibimbing ke jalan yang lurus. Allah  menjelaskan kepada kita fungsi shalat ini dalam firman-Nya yang artinya:

"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar." (QS. Al-'Ankabut: 45)

Dengan shalat ini semestinya orang muslim dapat mengevaluasi diri sehingga dapat meningkatkan dan mengoptimalkan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi.

Di sisi lain shalat juga berfungsi membersihkan diri dari noda dan dosa. Dengan berwudhu seorang muslim membersihkan anggota tubuhnya dari noda-noda kotoran sehingga tubuhnya kembali bersih dan segar. Dengan mengerjakan shalat seorang muslim membersihkan jiwanya dari dosa-dosa yang telah diperbuatnya sehingga jiwanya kembali suci, bersih dan bersinar.

"Apa pendapatmu seandainya di bawah pintu rumahmu ada sungai yang mengalir lantas kamu mandi di dalamnya sebanyak lima kali dalam sehari, masih adakah kotoran yang melekat di tubuhmu? Tentu tidak. Demikian pula shalat, dengannya Allah menghapuskan dosa-dosa." Begitulah Rasulullah  bersabda. (HR. Al-Bukhari)

Apakah shalat Anda sudah berfungsi sebagaimana di atas? Jika belum cobalah baca risalah ini semoga Anda mendapatkan manfaatnya.

Selamat membaca!



Tanya Jawab Mengurus Jenazah - Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Baz


Judul     : Tanya Jawab Mengurus Jenazah
Penulis : 'Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Baz
Ukuran : 14.5 X 20.5 cm
Kover : Soft
Berat : 200 gr
Jumlah Halaman : XII + 157 hlm B/W 
Jenis Kertas : HVS
Harga : Rp 30.000,- (Diskon 30%) Rp 21.000,-




Buku ini merupakan kumpulan tanya jawab seputar jenazah yang ditanyakan masyarakat kepada Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Baz, mufti besar Kerajaan Arab Saudi. Semua pertanyaan dijawab oleh Syaikh dengan singkat dan padat, disertai dalil-dalil dari Al-Qur-an dan as-Sunnah yang shahih dan kuat.




Buku ini memuat 179 pertanyaan seputar jenazah beserta jawabannya berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah yang shahih dan amalan para ulama generasi salaf. Di antara pertanyaan-pertanyaan yang terekam di dalamnya adalah seperti berikut ini:
  • Bolehkah mencium orang yang sudah meninggal dunia?
  • Bagaimanakah seharusnya mentalkinkan orang yang sekarat?
  • Bolehkah suami memandikan jenazah istri yang telah diceraikannya?
  • Bagaimana cara memandikan jenazah yang rusak tubuhnya?
  • Siapakah yang lebih utama menjadi imam shalat jenazah, imam masjid atau wali mayit?
  • Apa hukum melaksanakan shalat ghaib dan bagaimanakah caranya?
  • Apakah jenazah janin juga harus dishalatkan?
  • Mengapa Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam tidak menshalatkan jenazah orang yang berutang?
  • Apakah ikatan kafan di kuburan boleh dilepas­kan?
  • Apa hukum adzan dan iqamat ketika menguburkan jenazah?
  • Bolehkah menguburkan jenazah pada malam hari?
  • Bolehkah menguburkan jenazah perempuan dan laki-laki dalam satu liang kubur?
  • Apa hukum ziarah kubur bagi wanita?
  • Apabila tulang-tulang mayit sudah hancur, bolehkah dipindahkan ke tempat lain?
  • Bagaimana hukum membeli mayat untuk keperluan autopsi (penelitian medis)?
  • Kewajiban apa sajakah yang harus dilaksanakan oleh wanita yang ditinggal mati suaminya?
  • ’Iddah wanita pekerja di luar rumah.
Dan, masih banyak lagi soal-soal seputar jenazah yang lain.
Anda penasaran ingin tahu jawabannya? Silakan baca buku ini, Anda akan
temukan semua jawabannya.
Selamat membaca!


Stop !! KDRT - Abu Hamzah 'Abdul Lathif al-Ghamidi


Judul     : Stop !! KDRT
Penulis : 'Abu Hamzah 'Abdul Lathif al-Ghamidi
Ukuran : 15.5 X 23.5 cm
Kover : Soft
Berat : 533 gr
Jumlah Halaman : XVIII + 390 Lembar B/W
Jenis Kertas : HVS
Harga : Rp 50.000,- (Diskon 30%) Rp 35.000,-





"Muslim sejati adalah yang kaum Muslimin lainnya selamat dari lidah dan tangannya." (HR. Al-Bukhari:I/10[X])




Kekerasan dalam rumah tangga belakangan ini, hampir kita dengar dan kita lihat setiap hari di media massa atau di sekitar kita. Dari yang berskala kecil hingga besar. Dari yang sifatnya perkataan hingga perbuatan. Dan, selalu, ketika kekerasan itu muncul, harmoni keluarga terkoyak, prahara pun tak terelak.
Islam sangat peduli terhadap bentuk kekerasan ini. Karena sejatinya, Islam mengusung misi damai dan anti kekerasan. Rumah tangga Rasulullah sendiri adalah cermin keluarga yang damai dan tanpa kekerasan. Semua individu di dalamnya merasa tenang dan bahagia. Riak masalah memang kadang muncul, namun, itu bisa diselesaikan tanpa menggunakan kekerasan.
Buku ini menampilkan bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga oleh siapa pun yang hidup di dalamnya. Tidak hanya oleh suami terhadap istri, orang tua terhadap anak, tetapi juga sebaliknya. Bahkan oleh setiap individu yang ada di dalam rumah tangga tersebut. Selanjutnya, dihadirkan solusinya dengan mengembalikan segala permasalahan kekerasan tersebut kepada kaidah Islam yang benar, yang sesuai dengan bimbingan al-Qur-an dan as-Sunnah. Selamat menyimak


Shahih dan Dhaif kitab Al-Adzkar 1 Set ( 2 Jilid) - Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada


Judul     : Shahih dan Dhaif kitab Al-Adzkar 1 Set ( 2 Jilid)
Penulis : 'Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada
Ukuran : 17 X 24 cm
Kover : Hard
Berat : 
3700 gr / Set
1800 gr / Jilid 1

1900 gr / Jilid 2

Jumlah Halaman : 
Jilid 1 :XVIII + 441 Lembar B/W

Jenis Kertas : HVS
Harga : 
- Rp 120.000,-/Jilid (Diskon 30%) Rp 84.000,-/Jilid
- Rp 240.000,-/Set (Diskon 30%) Rp 168.000,-/Set




“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)




Dzikir termasuk bentuk tagarrub yang sangat mulia kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Untuk memudahkan dalam realisasinya, alhamdulillaah dengan izin-Nya kami dapat menerbitkan sebuah risalah yang insya Allah besar manfaatnya, dengan judul "Shahih dan Dha'if Kitab al-Adzkar" yang tulis secara sistematis oleh Abu Usamah Salim bin 'Ied al-Hilali. Beliau menyusun buku ini guna memisahkan hadits-hadits yang shahih dan dha'if yang terdapat dalam kitab al-Adzkaar karya Imam Nawawi rahimahullah. Kitab ini mengupas tentang dzikir-dzikir yang Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam contohkan untuk diamalkan, karena di dalamnya terdapat puncak cita-cita yang mulia dan tauhid yang murni.

Tujuan menerbitkan risalah ini dalam mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkan al-Qur-an dan hadits Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam dalam berdzikir, yang memiliki dampak yang sangat besar dalam memperkuat keimanan kepada Allah
Subhanahu Wa Ta'ala, serta dalam rangka mengikhlaskan ibadah kepada-Nya, menanamkan kecintaan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wasallam dalam hati, mensucikan jiwa dan memperbaikinya. Sebagaimana jalan mulia tersebut telah ditempuh oleh tiga generasi terbaik dalam ummat ini, yaitu para Sahabat, Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in -ridhwaanullaah 'alaihim-.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi kita untu selalu memelihara dzikir-dzikir yang ma'tsur, karena seluruh ibadah yang kita kerjakan harus berdasarkan dalil yang jelas, baik dari al-Qur-an maupun dari hadits yang shahih, juga berdasarkan ittiba' (mencontoh Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam), bukan berdasarkan nafsu dan bitida' (melakukan ibadah tanpa dalil atau menambahnya), serta (hendaklah) merasa puas dengan apa yang didapat dari orang yang merupakan hujjah Allah (Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam) atas sekalian makhluk, karena beliaulah yang telah mengetahui cara mensucikan RAbb-nya, memulikan-Nya, dan beliau memberitahukan bentuk pujian dan sanjungan kepada-Nya yang merupakan milik-NYa, bukan milik selai-Nya.

Kelebihan lain risalah ini adalah manfaatnya yang besar bagi mereka yang ingin mengetahui dan mengamalkan dzikir, karena penulis telah melengkapinya berdasarkan urutan kejadiannya. Pembaca dengan mudah dapat memahami urutannya, karena risalah ini dimulai ketika seseorang bangun tidur, kemudian yang setelahnya dengan berurutan hingga ia tidur di waktu malam, kemudian ketika bangun dari tidur di saat malam sehingga ia tidur kembali. Juga keutamaan, kriteria ahli dzikir, hukum, adab dan tempat berdzikir serta beberapa kondisi dalam berdzikir yang dilarang, dan ketentuan-ketentuan lainnya yang patut kita ketahui sebelum diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Akhirnya kepada Allah kami memohon, semoga risalah ini bermanfaat bagi kaum Muslimin dan bernilai ibadah di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kekpada Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wasallam beserta keluarga, para Sahabat dan pengikutnya hingga hari Kiamat.


Senin, 24 Maret 2014

Prioritas Dalam Ilmu, Amal dan Dakwah - Syaikh Husain bin 'Audah al-Awayisyah



Judul     : Prioritas Dalam Ilmu, Amal dan Dakwah
Penulis : 'Syaikh Husain bin 'Audah al-Awayisyah
Ukuran : 12 X 15,8cm
Kover : Soft
Berat : 154 gr
Jumlah Halaman : XX + 177 Lembar B/W 
Jenis Kertas : HVS
Harga : Rp 20.000,- (Diskon 30%) Rp 14.000,-







“Orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur-an dan mengajarkannya.” (HR. al-Bukhari: 5027)




Ilmu, amal, dan dakwah, sama pentingnya bagi seorang Muslim, karena ketiganya merupakan konsekuensi logis bagi keislamannya. Di samping itu, ketiganya merupakan amal shalih yang menjadi penentu kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat.

Namun, tidak sedikit orang yang bingung, manakah dari ketiga hal tersebut yang harus didahulukan daripada yang lain? 
Ilmukah? 
Amalkah? 
Dakwah­kah?
Atau ketiga-tiganya sama-sama dilakukan?
Dari manakah kita memulai dakwah? 
Siapakah yang harus kita dakwahi terlebih dahulu?
Bagaimana jadinya, orang berdakwah tanpa ilmu dan amal? 
Atau berilmu tanpa beramal? 
Dan lain sebagainya.

Buku ini akan menjawab semua pertanyaan di atas secara tuntas dan mendalam, semoga bermanfaat.


Petunjuk Nabi Dalam Khutbah Jum'at - Dr.Anis bin Ahmad bin Thahir



Judul     : Petunjuk Nabi Dalam Khutbah Jum'at
Penulis : 'Dr.Anis bin Ahmad bin Thahir
Ukuran : 11 X 15,5cm
Kover : Soft
Berat : 100 gr
Jumlah Halaman : XVII + 94 Lembar B/W
Jenis Kertas : HVS
Harga : Rp 13.000,- (Diskon 30%) Rp 9.100,-




“Apabila Rasulullah n telah berada di atas mimbar, kami menghadapkan wajah kami kepada beliau.” (HR. At-Tirmidzi: 1/157, 2/383)



Satu dari sekian gambaran nikmat Allah Azza Wa Jalla yang tidak terhingga adalah telah diterjemahkannya kitab kecil ini yang membahas tentang khutbah Jum'at dan permasalahan-permasalahan di dalamnya dengan keterangan yang memadai sebagai buku rujukan yang kami terjemahkan dari kitab Hadyun Nabi fii Khutbatil Jumu'ah ditulis oleh Dr. Anis bin Ahmad bin Thahihr, anggota Lembaga Pengajaran pada Kuliah Hadits di Islamic University Madinah. Alhamdulillah, beliau tulis dengan sistem dan metode yang praktis.
Buku Petunjuk Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam dalam Khutbah Jumat ini diharapkan sangat bermanfaat bagi para khatib dan da'i khususnya, serta kaum Muslimin pada umumnya. Akhirnya hanya kepada Allah Azza Wa Jalla kami memohon, semoga upaya ini bernilai ibadah di sisi-Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wasallam beserta keluarga, para Sahabat dan pengikutnya hingga hari Kiamat.


Pesona SURGA - Abdul Halim bin Muhammad Nashshar as-Salafi


Judul     : Pesona SURGA
Penulis : ''Abdul Halim bin Muhammad Nashshar as-Salafi
Ukuran : 17 x 24 cm
Kover : Hard
Berat : 1000 gr 
Jumlah Halaman : xviii+540 hlm 
Jenis Kertas : HVS-NATURAL WHITE
Harga : Rp 120.000,- (Diskon 30%) Rp 84.000,-




Allah berfirman: Aku sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang sholeh surga yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik dalam hati manusia.” Bacalah firman Allah Ta’ala, “Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As Sajdah: 17) (HR. Al-Bukhari no. 3244 dan Muslim no. 2824)



Pesona Surga ... Siapakah yang tidak mau memasukinya?
Penjelasan lengkap perihal segala kenikmatan Surga yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya ... 
Saya katakan—hanya Allah Ta’ala pemberi taufik—bahwa membaca buku ini diumpamakan seperti sedang mengunjungi Daarus Salaam (Surga) dalam keadaan terjaga, tidak melalui mimpi. Adakah yang lebih dicintai oleh seorang Mukmin daripada dibukakannya pintu Daarus Salaam untuknya, kemudian dikatakan kepadanya: “Silakan, wahai kekasih Allahk; hiasilah matamu, jiwamu, dan seluruh inderamu dengan beragam kenikmatan tetap berupa sungai-sungai Surga, istananya, bidadarinya, permadaninya, tempat tidurnya, makanannya, minumannya, naungannya; serta lihatlah keridhaan dan ucapan salam Allahkkepada penghuninya!”
Itulah perumpamaan membaca buku karya ‘Abdul Halim as-Salafi ini.
Satu hal yang mesti diketahui oleh pembaca sebelum membacanya adalah bahwa apa yang akan ia saksikan dalam kunjungan ini merupakan sesuatu yang benar dan yakin adanya, tanpa diragukan lagi. Karena rujukan buku ini merupakan kumpulan ayat-ayat al-Qur-an; juga hadits-hadits yang shahih sanadnya dan populer periwayatannya, serta relevan dengan al-Qur-an.
Demikianlah, kami tidak dapat mengapresiasi lebih selain memberi selamat kepada setiap pembaca buku ini atas kunjungannya ke Daarus Salaam (Surga), seraya berpesan: “Berhati-hatilah, jangan sampai musuhmu (syaitan) mengeluarkan kamu dari Surga, sebagaimana yang dialami oleh nenek moyangmu (Adam dan Hawa). Semoga keduanya dan dirimu diberikan keselamatan oleh Allah Ta’ala.”

SYAIKH ABU BAKAR JABIR AL-JAZA-IRI
(Staf Pengajar di Masjid Nabawi, Madinah)

Pesan-Pesan Terakhir Rasulullah - Syaikh Husain bin 'Audah al-Awayisyah



Judul     : Pesan-Pesan Terakhir Rasulullah
Penulis : ' Syaikh Husain bin 'Audah al-Awayisyah
Ukuran : 11 X 15,5cm
Kover : Soft
Berat : 90 gr
Jumlah Halaman : XXI + 110 Lembar B/W 
Jenis Kertas: HVS
Harga : Rp 13.000,- (Diskon 30%) Rp 9.100,-




“Sesungguhnya Allah melindungi ummatku dari bersepakat atas kesesatan.” (Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah: 1331)





Dari al-‘Irbadh bin Sariyah radhiallaahu 'anhu, dia berkata bahwa (pada suatu hari) Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam memberikan nasihat yang sangat berkesan kepada kami sehingga hati kami terharu dan air mata kami bercucuran. Maka, kami pun menyapanya: 
“Wahai Rasulullah, sepertinya ini pesan perpisahan. Untuk itu, berilah kami wasiat.”

Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam pun bersabda: 
“Aku mewasiatkan kepada kalian agar selalu mendengar dan taat meskipun yang memimpin kalian seorang budak hitam (Habsyi). Karena sesungguhnya, siapa yang masih hidup (sepeninggalku) niscaya akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu, hendaknya kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham. Jauhilah pula oleh kalian perkara-perkara yang baru (bid’ah) karena setiap bid’ah itu sesat.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah dalam Shahiih Sunan mereka).

Berdasarkan hadits di atas, solusi yang tepat dan syar’i yang harus dijadikan pedoman bagi ummat Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wasallam dalam menyelesaikan problem perpecahan di kalangan mereka sepeninggal beliau adalah dengan berpegang teguh pada sunnah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam dan sunnah para Sahabatnya, bukan sunnah yang lainnya.


Penyebab Rusaknya Amal - Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali


 

Judul     : Penyebab Rusaknya Amal
Penulis : 'Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali
Ukuran : 11 X 15,5cm
Kover : Soft
Berat : 80 gr
Jumlah Halaman : XVII + 102 Lembar B/W 
Jenis Kertas: HVS
Harga : Rp 13.000,- (Diskon 30%) Rp 9.100,-




Ibadah dalam Islam tidak bisa diterima kecuali memenuhi dua syarat, yaitu ikhlas hanya kepada Allah Ta'ala dan ittiba? (mengikuti contoh dari Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam)



Sesungguhnya kebahagiaan abadi seseorang hamba adalah ia berada dalam Surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Dan ini tidak bisa dicapai kecuali dengan beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala di atas ilmu. Ibadah dalam Islam tidak bisa diterima kecuali memenuhi dua syarat, yaitu ikhlas hanya kepada Allah Ta'ala dan ittiba? (mengikuti contoh dari Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam). Sehingga, tanpa dipenuhinya dua syarat ini, maka ibadah seorang Muslim sia-sia dan tertolak.

Untuk itulah, kami persembahkan di hadapan para pembaca sebuah risalah yang berjudul Penyebab Rusaknya Amal Menurut al-Qur-an dan as-Sunnah yang Shahih, yang kami terjemahkan dari kitab Mubthilaatul A'maal fii Dhau-il Qur-aan al-Kariim was Sunnah ash-Shahiihah al-Muthahharah karya Syaikh Salim bin 'led al-Hilali, dengan kajian yang mudah dipahami.

Buku ini kami terbitkan agar para pembaca dapat mengetahui penyebab rusaknya amal seorang Muslim. Yang mana di saat ini kondisi sebagian besar kaum Muslimin tidak mengetahui apa yang ada dalam agama mereka. Sehingga, banyak dari mereka melakukan hal-hal yang bertentangan dengan syari'at, bahkan merusak amalan mereka.

Buku ini berisi penjelasan bagaimana para Salafush Shalih merasa takut jika amalan-amalan mereka batal tanpa terasa, dan bagaimana mereka menyikapinya. Selain itu, penulis pun merinci pembatal-pembatal amal, yang kesemuanya dipaparkan dengan disertai dalil.