Kamis, 22 Agustus 2013

Rezim Suriah Tuduh Arab Saudi Dalangi Pemberontakan






DAMASKUS, KOMPAS.com — Pemerintah Suriah, Rabu (26/6/2013), menuduh Arab Saudi berada di belakang kelompok oposisi yang sudah dua tahun berupaya menggulingkan rezim Bashar al-Assad.

"Aksi kekerasan di Suriah disebabkan persenjataan Saudi, uang Saudi, dan teroris yang berhubungan dengan Saudi," kata Menteri Informasi Suriah Omran al-Zohbi.

Zohbi menambahkan, tangan Menteri Luar Negeri Suriah Pangeran Saud al-Faisal berlumuran darah rakyat Suriah yang tewas dalam konflik berkepanjangan ini.

Sebelumnya, pada Selasa (25/6/2013), dalam jumpa pers bersama Menlu AS John Kerry, Pangeran Saud al-Faisal menegaskan, Arab Saudi akan membantu pemberontak Suriah mempertahankan diri mereka.

Bahkan dia mendesak masyarakat internasional untuk menggelar aksi global demi mengakhiri kekuasaan rezim Presiden Bashar al-Assad.

Dalam kesempatan yang sama, Pangeran Saud juga mengkritik "invasi" yang dilakukan Iran dan Hezbollah ke Suriah.

"Diplomasi Saudi sangat meragukan, dan Saudi tak memiliki tempat dalam sebuah solusi politik Suriah," kata Zohbi.

Lebih jauh, Zohbi mengatakan, seruan Pangeran Saud al-Faisal terkait gerakan global untuk mengakhiri rezim Assad hanyalah sebuah mimpi.

Sementara itu, harian Al-Baath milik Pemerintah Suriah menyebut Pangeran Saud al-Faisal sebagai "orang gila".

"Pernyataan Faisal membuktikan bahwa dia tak hanya sudah pikun dan tak melihat kenyataan. Dia juga tak menyadari bahwa rezim Wahabi mulai runtuh," ujar harian tersebut. 

http://internasional.kompas.com/read/2013/06/26/1833090

0 komentar:

Posting Komentar