Rabu, 21 Agustus 2013

Andaikan Mereka Mendengar......[ Ulama Lebih Paham Kondisi Daripada Pendemo ]


*******

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, “Akan ada banyak kekacauan serta perpecahan. Jika sudah seperti itu, maka patahkanlah pedangmu dan pakailah pedang dari kayu.” [HR. Ahmad]

Janganlah kalian berdemo, pulanglah ke rumah...!
Janganlah kalian membuat rusuh, bertaqwalah kepada Allah..!
Dosa janganlah dibalas dosa...!
Fitnah janganlah dibalas fitnah...!

Al Hasan al Bashri berkata, “Sesungguhnya fitnah ini, jika dia datang, maka orang alim sudah mengetahuinya dan jika dia sudah pergi, maka baru diketahui oleh setiap yang jahil.”

Maksudnya para ulama lebih paham dikala para orang-orang bodoh belum paham, mereka mengetahui akan kondisi kiranya ucapan dan tindakan sesuatu yang menjadikan itu sebab sebuah fitnah, maka mereka (para ulama) mengatakan hal tersebut fitnah, meskipun orang-orang bodoh mengucilkannya dengan 'ulama tak paham fiqhul waqi'/ulama haid/ dan labelisasi buruk lainya'.

Contoh:

Nasehat ulama untuk rakyat mesir agar kembali kerumah-rumah mereka, akan tetapi di hiraukan. Al hasil apa yang terjadi? Pertumpahan darah lebih besar..!!

Jika fitnah itu telah pergi, baru (akan) diketahui oleh orang-orang bodoh, artinya kalau sudah ribuan darah terpelihara Kaum Muslimin melayang, maka orang-orang bodoh itu baru menyadarinya.

Contoh:

Para ulama telah mewanti-wanti tentang kejahatan Hizbusy-Syaithan Syiah Libanon, namun diantara orang-orang bodoh malah memuji dan menyanjung setinggi langit, lantaran sikap keras berselimut dusta Hizbusy-Syaithan kepada Yahudi kala itu dan orang-orang bodoh menuduh ulama dengan tuduhan tidak peduli akan nasib Umat Islam, Antek Yahudi dan sejenisnya. Namun, al hasil orang bodoh itu baru menyadari betapa bengis Hizbusy-Syaithan Libanon memerangi Umat Islam.

Ketahuilah ini adalah Zaman Fitnah, berdiam diri dari fitnah itu lebih baik, menggigit batang pohon di tengah hutan tandus itu sikap yang baik dari pada berlari dengan berdemo di tanah subur nan hijau!

Janganlah kita disibukkan oleh kabar-kabar burung yang menuduh negeri satu dengan negeri lainya...!

Kalau kalian terus disibukkan dengan menuduh suatu negeri dengan keburukan, Saudi misalkan, maka kapan kalian memulai berinfaq, jika kalian peduli akan nasib mereka?
Kapan kalian berdo'a, jika kalian tulus ingin menolong mereka?

Kalaulah kalian berinfaq dengan harta yang kalian miliki,
kalaulah kalian berdo'a dengan rasa tunduk menggharap pertolongan Allah..
Sungguh Amal ibadah tidak akan menjadi pahala jika kalian senantiasa memfitnah..
Bukankah memfitnah adalah suatu dosa..?
Bukankah setiap dosa akan mengikis amal kita..?

Maka dari itu, bagaimana kita dikatakan berinfaq dan berdo'a untuk kepedulian kepada Kaum Muslimin sedangkan lisan-lisan kita senantiasa menjadi penyambung air liur orang-orang bodoh.

*****

Sungguh Indah Nasehat Syaikh Shalih Al Fauzan -semoga Allah menjaga beliau- (Ulama Besar Saudi ‘Arabia) ..

Dalam situs sahab.net, beliau berkata dalam jawaban dari pertanyaan nasehat untuk para penuntut ilmu tentang kondisi Mesir:

"Konflik yang terjadi (di Mesir) adalah fitnah. Hendaknya seorang muslim menjauhi fitnah. Tidak berbicara, kecuali pembicaraan yang baik untuk semua. Yaitu, sesuatu yang bisa memadamkan fitnah, melindungi kaum muslimin dari kejelekan.

Jika dia tidak mampu mendamaikan dua pihak yang saling berseteru, maka hendaknya ia menjauh dari fitnah.

Namun, pintu doa tetap terbuka. Hendaknya ia senantiasa mendoakan untuk kaum muslimin di semua tempat. Doakan muslimin Mesir dan yang lainnya! Semoga Allah memberikan pertolongan untuk mereka...

Ditulis oleh: Al Akh Sufyan Bin Ranan | https://www.facebook.com/abuusaamah.sufyan

Buletin Al-Minhaj

0 komentar:

Posting Komentar