Perkataan Allah Ta'ala
اتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Dan peliharalah dirimu dari pada fitnah (siksaan) yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya." [Al Anfal : 25]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Akan diangkat ilmu, akan muncul kebodohan, fitnah dan akan tersebar haraj”, lalu ada yang berkata, ‘Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud haraj itu?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi isyarat dengan tangannya lalu memalingkannya, seakan-akan yang beliau inginkan adalah pembunuhan.” [HR. Al-Bukhari]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, akan datang suatu zaman di mana pembunuh tidak tahu kenapa ia membunuh, dan seorang yang dibunuh tidak tahu kenapa ia dibunuh.” [HR. Muslim]
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Kelak akan ada banyak kekacauan dimana di dalamnya orang yang duduk lebih baik daripada yang berdiri, yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan yang berjalan lebih baik daripada yang berusaha (dalam fitnah). Siapa yang menghadapi kekacauan tersebut maka hendaknya dia menghindarinya dan siapa yang mendapati tempat kembali atau tempat berlindung darinya maka hendaknya dia berlindung.” [HR. Al-Bukhari no. 3601 dan Muslim no. 2886]
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Akan datang kepada manusia sebuah zaman dimana harta terbaik yang dimiliki oleh seorang muslim adalah kambing. Dia membawa kambingnya menelusuri puncak-puncak bukit dan tempat-tempat turunnya hujan, untuk menjauhkan agamanya dari fitnah.” [HR. Al-Bukhari no. 3600]
******
::: KEMBALILAH Kepada Para Ulama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam: “Berkah itu bersama orang-orang besar(ulama)nya kalian.” [Dishahihkan oleh Syaikh Al Albany dalam Silsilah Ahadits Ash Shahihah no. 1778]
‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Manusia masih akan senantiasa sebagai orang yang shalih lagi berpegang teguh sepanjang ilmu datang kepada mereka dari para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam dan orang-orang besar (ulama) mereka. Maka apabila (ilmu) datang kepada mereka dari orang-orang kecil (ahlu bid'ah), binasalah mereka.” [Lihat takhrijnya dalam kitab Madarik An-Nazhar hal. 161]
Imam Hasan Al-Bashry berkata, “Sesungguhnya bila fitnah itu datang, diketahui oleh setiap ‘alim (ulama), dan apabila telah terjadi (lewat), maka baru diketahui oleh orang-orang yang jahil.”
::: Tidak Boleh berkomentar dalam perkara-perkara nawazil kecuali para ulama besar ahli ijtihad.
Nawazil adalah kata jamak dari nazilah, maksudnya yaitu kejadian-kejadian atau masalah-masalah kontemporer yang terjadi pada kaum muslimin. Nawazil ini dikenal juga dengan istilah hawadits.
Berkata Ibnul Qayyim dalam I’lam Al-Muwaqqi’in 4/212, “Orang yang alim terhadap Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya dan perkataan para shahabat, maka dialah mujtahid (ahli ijtihad) pada perkara-perkara nawazil.”
Berkata imam Asy-Syatiby dalam Al I’tisham: “Bahkan apabila dihadapkan kepadanya perkara-perkara nawazil kemudian dia mengembalikan pada ushul-nya, ia mendapatkan (penyelesaiannya) di dalamnya, dan hal tersebut tidak didapatkan oleh orang yang bukan mujtahid, tetapi hanyalah didapatkan oleh para mujtahid yang disifatkan dalam ilmu ushul fiqih.”
Sumber: SuaraQuran Solo | https://www.facebook.com/
0 komentar:
Posting Komentar