Rabu, 22 Mei 2013

Indonesia Tanpa Liberal - Artawijaya




#IndonesiaTanpaLiberal

Penerbit
Pustaka Al kautsar

HARGA
Rp 49,000
diskon 30%
Rp 34,300

Perlawanan terhadap upaya penyebaran paham sekularisme, pluralisme, dan liberalisme makin menguat. Setelah muncul komunitas #IndonesiatanpaJIL yang terus bergerak dan mendapat dukungan luas masyarakat di seluruh Indonesia, kali ini buku yang mengupas sepak terjang para aktivis dan pemikiran liberal akan segera dilaunching ke publik.

Buku ini mengupas sepak terjang para aktivis liberal dan pemikiran-pemikiran menyimpangnya, serta membongkar misi asing yang menjadi penumpang gelap dari proyek liberalisasi di Indonesia. Penulis buku ini menulis sub judul: Misi Asing dalam Subversif Politik dan Agama. Karena, komunitas liberal sebagaimana tercermin dalam pemikiran para aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), telah melakukan upaya makar (subversif) terhadap negara dengan menerima dana asing dan melakukan subversif terhadap Islam dengan melakukan pelecehan-pelecehan terhadap ajaran-ajaran Islam.

Karena itu mereka tidak hanya ancaman bagi akidah kaum Muslimin, tapi juga bagi keutuhan bangsa Indonesia. Fakta soal ini bisa dilihat dari pernyataan dedengkot JIL, Ulil Abshar Abdalla yang mengatakan, “Di dalam liberalisme politik terdapat liberalisme agama. Saya kira perjuangan JIL sebagian besar diarahkan pada isu ini,” tegasnya.

Buku #Indonesia Tanpa Liberal ini ditulis oleh Artawijaya, penulis buku-buku bertema pergerakan Islam dan peneliti masalah-masalah zionisme. Buku yang dikemas dengan gaya popular ini diharapkan bisa menjadi amunisi baru bagi generasi muda dalam mengkonter dan memahami peta pergerakan kelompok sekular di Indonesia. Termasuk memahami siapa saja tokoh-tokoh liberal dunia yang menjadi kiblat pemikiran para aktivis liberal di Indonesia. Rencananya, buku ini akan dibedah di beberapa wilayah di Jakarta dan berbagai daerah di Indonesia.

Gagasan mengenai #Indonesia Tanpa Liberal adalah wacana yang sah, selama ide itu didasari pada argumen yang kokoh, pada studi dampak dan pengaruhnya di masyarakat. Sebagaimana negara ini bisa melarang komunisme, maka liberalisme pun bisa dilarang jika ada political will pemerintah. Tinggal bagaimana umat Islam bisa melakukan pressure terhadap pemerintah dan menyadarkan masyarakat akan bahaya ideologi “Sepilis Global” yang diimpor dari Barat, kemudian dipasarkan oleh para pengasongnya di negeri ini.

0 komentar:

Posting Komentar