Judul Asli : Majmu' al-Fatawa (jilid 18)
Judul terjemah : FATWA-FATWA IBNU TAIMIYAH TENTANG KHILAFAH, Memerangi Pemberotak, Hukum Murtad, Pengadilan Negara, Sumpah dan Nadzar, Makanan Halal dan Haram.
Penulis : Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah al-Harrani.
Penerjemah : Izzuddin Karimi Lc.
Penerbit : Pustaka Sahifa
Tebal buku : 397 halaman.
Ukuran : A4 (20,5X29)
Urgensi Buku
Seringkali kita kaum muslimin bingung dengan masalah yang satu ini: misalnya, apa saja batasan kewajiban taat kepada pemerintah? Ditambah lagi dengan begitu banyaknya orang-orang yang tidak berilmu berbicara dalam masalah ini, apalagi ditambah dengan tidak jelasnya kesepakatan Ahlus Sunnah mengenai ini bagi sebagian kaum muslimin; menyebabkan kebingungan yang yang tiada henti.
Padahal taat kepada pemimpin (pemerintah) adalah salah satu kewajiban yang pokok yang dibebankan Allah di atas pundak kaum muslimin. Nabi SAW telah bersabda,
اسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا، وَإِنِ اسْتُعْمِلَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ كَأَنَّ رَأْسَهُ زَبِيْبَةٌ.
Dengarlah dan taatilah (pemimpin kalian), sekalipun yang diangkat untuk memimpin kalian adalah seorang sahaya negro yang kepalanya seperti kismis. (Diriwayatkan oleh al-Bukhari no. 6723).
Hanya golongan khawarij yang menyeru kaum muslimin untuk membangkang dan memberontak, dan ini adalah bentuk kesesatan mereka yang nyata, sekalipun mereka adalah orang-orang yang lebih giat dalam shalat dan lebih kuat dalam berpuasa, sebagaimana yang diisyaratkan Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam sabda beliau.
Mungkin sebagian kita akan bertanya, Benar, kita memang wajib taat, tetapi itu apabila pemerintahan adalah khilafah. Maka bagaimana jika berbentuk kerajaan atau lainnya? Jawabannya dapat Anda jumpai dalam buku kita ini.
Perlu kita ingat bahwa buku kita ini ditulis oleh seorang ulama yang telah menerima berbagai kezhaliman dari penguasa di zamannya, bahkan berulang kali masuk keluar penjara karena fitnah terhadap beliau, tetapi bersama itu semua, beliau tetap tegak di atas akidah yang pokok ini, yaitu bahwa taat kepada pemimpin adalah wajib.
Maka buku ini adalah salah satu buku yang insya Allah dapat memperjelas segala sesuatu yang berkaitan dengan kewajiban taat tersebut, dan dapat meluruskan segala kesimpang siuran yang berkaitan dengannya; pertama, karena ditulis oleh salah seorang di antara yang aling alim di jagad ini, dan kedua, karena penulisnya adalah seorang yang telah mengalami bagaimana pentingnya bersatu di bawah pemimpin sekalipun beliau sendiri mendapatkan cobaan karena itu.
Tentang Penulis
Beliau ialah: Ahmad bin Abdul Halim bin Abdus Salam al-Harrani, kemudian ad-Dimasyqi. Dinisbahkan kepada al-Harran, adalah karena itu adalah tempat kelahiran beliau, dan ad-Dimasyqi adalah karena beliau berdomisili di kota Damaskus.
Syaikhul Islam adalah seorang ulama yang fenomenal. Beliau muncul sebagai seorang yang gharib (asing) di tengah masyarakat Islam yang telah terkoyak oleh kesyirikan, khurafat, kesesatan berbagai bid'ah, fanatisme madzhab, dan kezhaliman penguasa Tartar kala itu. Dan hebatnya adalah, bahwa semua elemen hitam itu serentak dan serempak memusuhi Syaikhul Islam, tetapi beliau menghadapi semua itu dengan keikhlasan yang kokoh, semangat yang tak pernah padam dan senantiasa yakin akan datangnya janji Allah. Dan benar, Syaikhul Islam akhirnya muncul sebagai pemanang; kemenangan kebenaran.
Sebagai gambaran agungnya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di mata para ulama, berikut ini adalah sebagian dari sanjungan mereka terhadap beliau.
1). Al-Hafizh adz-Dzahabi berkata, Aku tidak pernah melihat ada orang yang lebih cepat dari beliau dalam mengambil ayat dan hadits yang menjadi dalil atas suatu masalah yang tengah dibicarakan, dan tidak ada yang lebih brilian dari beliau dalam mengingat perkataan dan sumber rujukannya. as-Sunnah seakan terhampar di hadapan beliau dan tertulis di ujung lisannya, yang beliau rangkai dengan kata-kata yang bagus dan pandangan yang jeli. Beliau adalah ayat di antara ayat-ayat Allah dalam tafsir. Dalam ushuluddin dan doktrin-doktrin golongan yang menyempal dari Ahlus Sunnah, beliau adalah pakar. Di tambah lagi dengan sifat kedermawanan dan keberanian beliau di medan Jihad, dan bersama itu semua, beliau adalah seorang yang jauh dari kenikmatan diri.
2). Imam Ibnul Wardi berkata, Syaikhul Islam lebih besar dari apa yang dapat disebutkan oleh orang seperti saya. Jika saya bersumpah di antara Hajar Aswad dengan Maqam Nabi Ibrahim, maka saya akan bersumpah bahwa saya tidak pernah melihat dengan mata saya secara langsung orang alim seperti beliau, bahkan beliau sendiri juga tidak pernah melihat orang alim seperti diri beliau.
3). Adz-Dzahabi menyebutkan bahwa Imam Ibnu Daqiq al-Id berkata kepada Syaikhul Islam, Saya tidak pernah menyangka bahwa Allah masih menciptakan manusia seperti Anda ini.
4). Asy-Syaikh Imaduddin al-Wasithi berkata, Demi Allah, demi Allah, dan demi Allah, tidak pernah dilihat oleh manusia di bawah kolong langit ini seseorang seperti syaikh kalian, Ibnu Taimiyah, dari segi ilmu, amal, kepribadian, akhlak dan keteguhan dalam mengikuti Nabi shallallahu alaihi wasallam …. Kami tidak melihat orang di zaman kita ini yang dari ucapan dan amal perbuatannya terpancar kenabian Muhammad dan sunnah-sunnah beliau, kecuali pada orang ini. Hati yang sehat akan mempersaksikan bahwa inilah (potret) mengikuti Nabi shallallahu alaihi wasallam yang hakiki.
Beliau memang seorang syaikhul Islam, dan tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa beliau adalah salah satu keajaiban dunia yang Allah anugerahkan bagi manusia dan kemanusiaan. Bahkan kemudian beliau dinobatkan oleh banyak ulama sebagai salah seorang pembaru Agama ini.
Tidak ada keraguan bahwa beliau adalah salah seorang di antara barisan para ulama yang meraih predikat sebagai Pembaru Agama, yang diberitakan dengan sabdanya,
إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهٰذِهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِيْنَهَا.
Sesungguhnya Allah akan membangkitkan untuk umat ini, di setiap penghujung seratus tahun (satu abad), orang yang akan melakukan pembaruan terhadap Agama mereka. (Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 4291 dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud).
Dengan latar belakang Syaikhul Islam yang hebat seperti ini, maka cukuplah sebagai alasan untuk mengkaji buku-buku beliau terlebih dalam masalah besar seperti tema pemerintahan, peradilan negara, sebagaimana yang diusung oleh buku kita ini. Isi buku Secara Umum Sebagaimana judulnya, buku kita ini adalah kumpulan fatwa-fatwa. Tetapi sekalipun demikian, juga termuat risalah dan bahasan lepas Syaikhul Islam terhadap tema yang tengah dibicarakn. Dan tema-tema yang termuat dalam adalah: Khilafah Islamiyah, Memerangi Pemberontak, Hukum Murtad, Pengadilan Negara, Sumpah dan Nadzar, Makanan Halal dan Haram.
Di bagian awal, Syaikhul Islam menegaskan wajibnya taat kepada pemerintah. Beliau berkata, Menaati para pemimpin dan memberi nasehat kepada mereka yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya adalah kewajiban setiap orang, meskipun tanpa perjanjian darinya terhadap mereka, dan sekalipun dia tidak bersumpah untuk mereka dengan sumpah-sumpah yang ditegaskan. Dan kewajiban tersebut adalah sebagaimana wajibkan Shalat lima waktu, Zakat, Puasa Ramadhan, Haji ke Baitullah, dan ketaatan-ketaatan lain yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kemudian Syaikhul Islam berkata, Para ulama dan orang-orang yang utama tidak memberikan dispensasi (rukhshah) kepada siapa pun untuk menentang, atau mencurangi, atau membangkang kepada pemerintah dari segi apapun; karena sikap itu memang dilarang Allah, sebagaimana hal itu diketahui dari sikap Ahlus Sunnah dan Ahli Agama; dahulu maupun sekarang.
Syaikhul Islam kemudian mengutip sabda Nabi SAW,
مَنْ خَلَعَ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ لَقِيَ اللَّهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ حُجَّةَ لَهُ، وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِيْ عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّةً.
Barangsiapa yang menanggalkan tangan dari ketaatan (kepada pemimpinnya), niscaya dia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan dia tidak memiliki alasan (mengapa dia lakukan demikian), dan barangsiapa yang mati sementara di lehernya tidak ada bai'at (untuk taat kepada pemimpinnya) maka dia mati dengan kematian jahiliyah. (Diriwayatkan oleh Muslim no. 1851).
Juga sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam,
مَنْ خَرَجَ مِنَ الطَّاعَةِ وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّة.
Barangsiapa yang keluar dari ketaatan (kepada pemerintah) dan memisahkan diri dari jama'ah (kaum muslimin), lalu dia mati, maka dia mati dengan kemtian jahiliyah. (Diriwayatkan oleh Musli no. 1848).
Dan Syaikhul Islam menyebutkan banyak sekali hadits, atsar dan perkataan para ulama yang sangat tegas menyatakan, bahwa taat kepada pemerintah adalah wajib dan membangkang adalah suatu dosa. Taat kepada pemimpn adalah pilar pokok masyarakat Islam dan membangkang adalah sebab besar perpecahan umat. Maka tak seorangpun yang mengajak untuk membangkang, apalagi memberontak kepada pemimpin, kecuali dia itu orang khawarij yang ekstrim dalam beragama, atau orang jahil yang tidak mengerti Agama. Taat kepada pemerintah atau pemimpin adalah salah satu pokok Akidah Islam yang telah disepakti oleh semua ulama Ahlus Sunnah.
Dan setelah Syaikhul Islam membahas mengenai masalah ini secara panjang lebar, baru beliau menjawab pertanyaan demi pertanyaan, yang berkaitan dengan tema-tema yang telah disebutkan tadi.
Dan di sini sekali lagi tampak jelas pentingnya buku ini, karena pertanyaan yang muncul benar-benar riil dihadapi oleh masyarat muslim kala itu, dan acap kali juga kita hadapi di masyarat kata dewasa ini.
Keistimewaan Terbitan Pustaka Sahifa ini
1. Kami lengkapi dengan biografi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, penulis, dengan cukup panjang lebar; agar menjadi pelajaran bagi kita semua: bagaimana gigihnya beliau dalam menuntut ilmu, bagaimana dalam dan luasnya ilmu beliau, dan bagaimana hebatnya beliau dalam berdakwah, menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar, menghadapi semua fitnah dan cobaan, bahkan jihad di jalan Allah.
2. Naskah yang kami terbitkan ditahqiq dan ditakhrij oleh Amir al-jazzar dan Anwar al-Maz. Maka semua hadits telah di takhrij, sehingga memudahkan para pencinta ilmu untuk merujuk kepada sumber-sumber yang disebutkan.
3. Kami lengkapi juga dengan daftar istilah ilmiah, sehingga semua kata dan istilah ilmiah dalam buku dapat Anda lihat definisi dan maknanya dapat Anda lihat di awal buku.
Semoga kehadiran buku ini telah ikut memperjelas permasalahan pokok bagi kaum muslimin, sehingga menjadi amal ibadah yang diterima oleh Allah.
DATA BUKU
Judul Asli : Majmu' al-Fatawa (jilid 18)
Judul terjemah : FATWA-FATWA IBNU TAIMIYAH Tentang: Khilafah, Memerangi Pemberotak, Hukum Murtad, Pengadilan Negara, Sumpah dan Nadzar, Makanan Halal dan Haram.
Penulis : Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah al-Harrani.
Penerjemah : Izzuddin Karimi Lc.
Tebal buku : 397 halaman.
Ukuran : A4 (20,5X29 )
Penerbit : PUSTAKA SAHIFA
0 komentar:
Posting Komentar