Sesungguhnya Rafidhah yang dinamakan pada zaman kita sekarang ini dengan syiah, mengatakan sesungguhnya Al Quran yang ada pada kita, bukanlah Al Quran yang telah diturunkan kepada nabi Muhammad, akan tetapi telah dirubah, ditukar, ditambah dan dikurangi. Jumhur ahli hadits dari kalangan syi'ah meyakini adanya pelencengan (perubahan) dalam Al Quran seperti yang disebutkan oleh An Nuuri Al Tibrisi dalam kitabnya "Fashlul Khithab Fi Tahrifil Kitabi Rabbil Arbab".[1]
Dan Muhammad bin Ya'qub Al Kulaini berkata di "Ushulul Kafi" di bawah Bab bahasan : "Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengumpulkan Al Quran seluruhnya, kecuali para iman" dari Jabir ia berkata : saya telah mendengar Abu Ja'far berkata : "Tidaklah seseorang dari manusia mendakwakan bahwasanya dia telah mengumpulkan Al Quran secara keseluruhannya sebagaimana Allah telah menurunkannya, kecuali ia itu adalah orang pendusta. Tidak ada yang mampu mengumpulkannya dan menghafalnya seperti yang telah diturunkan Allah kecuali Ali bin Abi Talib dan para imam setelah mereka".
Dan Ahmad Al Tibrisi dalam kitab "Al Ihtijaaj" dan Al Mulla Hasan dalam tafsirnya "As Shaafi" sesungguhnya Umar telah berkata kepada Zaid bin Tsabit : Sesungguhnya Ali telah datang kepada kita dengan membawa Al Quran, yang di dalamnya tercantum aib-aib orang muhajirin dan anshor.
Dan sungguh kami telah memandang untuk mengumpulkan Al Quran dan menghilangkan setiap apa-apa yang di dalamnya terdapat aib-aib muhajirin dan anshor. Dan Zaid pun telah memenuhinya untuk itu, kemudian berkata : "Jika saya telah selesai dari (mengumpulkan) Al Quran sesuai yang anda minta, lalu jelas bagi saya Al Quran yang dikumpulkannya (Ali), bukankah itu menghancurkan setiap apa yang telah anda kerjakan?
Maka berkata Umar : "Jadi bagaimana jalan keluarnya? Berkata Zaid : Anda lebih tahu dengan jalan keluarnya", berkata Umar : Tiada jalan keluar kecuai kita harus membunuhnya agar kita lega darinya. Lalu ia pun merancang pembunuhannya (Ali) lewat tangan Khalid bin Walid, akan tetapi dia tidak mampu melakukannya[2].
Tatkala Umar menjadi khalifah, mereka (para sahabat) meminta Ali untuk mendatangkan Al Quran kepada mereka, agar mereka sama mereka merubahnya. Lantas Umar berkata : Wahai Abul Hasan, alangkah baiknya kalau seandainya kamu membawa Al Quran yang pernah kamu bawa ke hadapan Abu Bakar, agar kita bersatu atasnya. Lalu Ali berkata : Tidak mungkin, dan tidak mungkin ada jalan untuk itu, sebenarnya saya membawanya ke hadapan Abu Bakar hanyalah untuk menegakkan hujjah atasnya, agar kalian tidak mengatakan pada hari kiamat
إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
"Sesungguhnya kami akan hal ini dalam keadaan lengah" (Al A'raf :172),
atau agar kalian tidak mengatakan;
"Kamu tidak pernah mendatangkannya kepada kami" (Al A’raf ).
Sesungguhnya Al Quran ini tidak ada yang menyentuhnya kecuali orang-orang yang suci, dan orang-orang yang diwasiatkan dari kalangan anakku. Lalu berkata Umar : "Apakah ada waktu untuk menampakkannya diketahui ? Lantas Ali berkata : "Ya, jika telah bangkit seseorang dari anakku, ia akan menampakkannya dan membawa manusia atasnya[3].
Walau bagaimanapun orang syiah menampakkan sikap berlepas dirinya terhadap buku An Nuri al Tibrisi ini, demi mengamalkan akidah Taqiyah, akan tetapi kitab itu terselubung dan tersimpan dalam ratusan nas-nas (pernyataan-pernyataan) dari ulama mereka dalam kitab-kitab yang diakui, menetapkan hal itu, dan bahwasanya mereka betul-betul yakin dengan perubahan itu, dan beriman dengannya, akan tetapi mereka tidak ingin timbul kehebohan sekitar akidah mereka ini terhadap alquran.
Dan tinggal setelah itu, bahwa ada dua Al Quran, yang pertama yang diketahui, dan yang lain khusus, tersembunyi. Diantaranya surat Wilayah, dan diantara yang didakwakan oleh syi'ah Rafidhah, bahwa ada satu ayat telah dihapus dari Al Quran yaitu :
"Dan kami telah menjadikan Ali sebagai menantumu", Mereka mendakwakan ayat ini dihapus dari surat Alam Nasyrah, sementara mereka tidak pernah malu dangan dakwaan mereka ini, karena mereka mengetahui bahwa surat itu adalah makkiyah, dan Ali belum menjadi menantu Nabi saat di Mekah. [1] Fashlul Khithab, oleh Hasan bin Muhammad Taqiyun Nuri Al Tibrisi, hal : 32
[2] Lihatlah saudara seiman, alangkah kejinya kisah yang dibuat-buat oleh kaum syiah terhadap para sahabat
[3] Al Ihtijaaj oleh Al Tibrisi hal :225, kitab Fashlul Khithab, hal : 7
Penulis : Syeikh Abdullah bin Muhammad As-Salafi
Alih Bahasa: Abu Salman
Penerbit : Pustaka Ash-Shaqiyyah Bandung
Judul Asli: Min ‘Aqoidisy Syi’ah.
Penterjemah: Abu Salman.
Muraja’ah: Abu Qudamah.
File CHM disusun oleh Abu 'Abdirrahman Muhammad Taufiq
0 komentar:
Posting Komentar