Judul Buku : Al Majmu' Syarah Al Muhadzdzab 7
Penulis : Imam An-Nawawi
Penerbit : Pustaka Azzam
Tebal : viii+880 Halaman
Berat : -
Harga : Rp 199.000,- Diskon 30% Rp 139.300,-
Bagi jilid ke-tujuh ini, fokus perbahasan adalah perbahasan Puasa, I’tikaf, dan Haji.
Bagi jilid ke-tujuh ini, fokus perbahasan adalah perbahasan Puasa, I’tikaf, dan Haji.
Kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab karya Imam an-Nawawi merupakan rujukan fiqh terbesar madzhab asy-Syafi’i secara khusus dan fiqh Islam secara umum. Selain merupakan sebahagian dari khazanah klasik Islam yang memiliki nilai tinggi dalam bab fiqh perbandingan. Kitab yang sangat monumental ini memiliki karektor khusus yang menjadikannya berbeza dari segi methodologi ilmu yang akurat, sehingga ia berada di tempat yang tinggi berbanding ensklopedia-ensiklopedia fiqh lainnya, sama ada klasik ataupun kontemporeri. Tidak diragukan lagi, kitab al-Majmu’ ini merupakan khazanah terbesar dalam bidang fiqh Islam yang isinya menjelaskan konsep-konsep dasar dari hukum Islam yang membuatkan para ulama setelahnya begitu kagum.
Orang yang pernah mengkaji kitab-kitab induk terbesar dalam fiqh Islam pelbagai mazhab, seperti Al-Muhallakarya Ibnu Hazm, Al-Umm karya asy-Syafi’i, Al-Mughni karya Ibnu Qudamah dalam fikih mazhab Hanbali dan kitab Al-Mabsuth karya as-Sarkhasi, akan menemui bahawa kitab Al-Majmu’ karya an-Nawawi merupakan salah satu rujukan terbesar yang penuh dengan pandangan-pandangan fiqh ke-empat-empat imam mazhab dan selainnya, sekalipun fokus pembahasannya di tingkat pertama khusus berkaitan fiqh asy-Syafi'i. Selain itu, sudut pentarjihannya juga mengkagumkan.
Dari pen-takkrij-an hadis-hadis hukum, penjelasan maknanya, penyebutan seluruh pendapat para imam dari kalangan ahli fiqh dan pentarjihan di antara pendapat-pendapat tersebut serta mazhab-mazhab mereka, penjelasan kecacatan hadits, status hadits dan biografi para perawinya, penafsiran kalimat-kalimat yang langka dari al-Qur’an dan hadits serta penjelasan kosa kata yang terdapat dalam redaksi kitab al-Muhadzdzab, menjadikan kitab Al-Majmu’ ini benar-benar merupakan ensiklopedi umum dalam bidang fiqh, hukum, tafsir ayat-ayat al-Qur’an dan hadits, keunikan bahasa serta biografi para ulama terkemuka dari kalangan perawi dan ahli hadits.
Namun, An-Nawawi -rahimahullah- meninggal sebelum menyelesaikan kajian ilmiyahnya dalam menghuraikan kitab Al-Muhadzdzab pada abad ketujuh Hijriyah kerana ia meninggal dunia lebih awal pada tahun 676H setelah memenuhi dunia dengan ilmu dan karya tulis, maka selanjutnya tugas mulia ini diambil alih pula oleh salah seorang ulama terkemuka, iaitu Taqiyuddin As-Subki, seorang Syaikhul Islam di masanya. Ia dilahirkan di desa Subuk dari wilayah pedalaman yang penuh sibuk dengan ilmu di Monofia pada tahun 683H dan wafat pada tahun 756H.
An-Nawawi adalah kebanggaan ulama Syam. Begitu pula dengan as-Subki, beliau adalah kebanggaan bagi bangsa Mesir dan salah seorang ulamanya. Beliau menyelesaikan bahagian pertama Syarh Al-Muhadzdzab dari akhir syarah an-Nawawi pada awal bab mu'amalat. Selain itu, beliau mengikuti methode pendahulunya dalam menjelaskan kitab Al-Muhadzdzab karya Imam Asy-Syirazi. Beliau meninggal dunia lebih awal setelah menyelesaikan tiga jilid dari kitab al-Majmu' sehingga jumlah keseluruhannya menjadi 12 jilid. Setelah itu, warisan Islam ini selama hampir 6 abad tetap menjadi manuskrip-manuskrip arkeologi di perpustakaan umum Timur dan Barat. Sebahagiannya di Turki, sebahagiannya di Eropah dan sebahagian lainnya di perpustakaan Mesir. Kitab ini menjadi harta simpanan terpendam yang tidak mendapat perhatian para ahli fiqh selama 6 abad. Kecuali sedikit penjelasan (syarah) dari Ibnu Ar-Rakbi atas isi Al-Muhadzdzab.
Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla mengizinkan kitab ini terlepas dari “kurungan” perpustakaan dan menuju dunia penerbitan sehingga para Ahli Fiqh dapat memanfaatkannya dan para ahli hukum mampu mengambil serta menganalisa isinya. Lalu Allah ‘Azza wa Jalla mengirimkan beberapa ulama yang memiliki komitmen besar terhadap kekayaan peninggalan Islam untuk memberikan tahqiq dan ta'liq-nya.. Sehinggalah kini, ia mula diterjemahkan pula kepada anda.
0 komentar:
Posting Komentar